Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, kesejahteraan karyawan atau employee wellbeing telah menjadi salah satu faktor utama dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis.Â
Hal ini tidak hanya berlaku di sektor swasta, tetapi juga di lingkungan akademik. Kesejahteraan karyawan akademik, termasuk dosen, staf administrasi, dan tenaga pendukung lainnya, memainkan peran penting dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan penelitian yang optimal.Â
Artikel ini akan membahas bagaimana employee wellbeing mempengaruhi penilaian kinerja di lingkungan akademik dan mengapa hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih.Â
Employee wellbeing mencakup berbagai aspek seperti kesehatan fisik dan mental, keseimbangan kerja-hidup, kepuasan kerja, dan dukungan sosial di tempat kerja. Dalam konteks akademik, kesejahteraan dosen dan staf dapat berdampak langsung pada kualitas pengajaran, produktivitas penelitian, dan kontribusi mereka terhadap komunitas akademik. M
isalnya, dosen yang merasa didukung dan dihargai cenderung lebih termotivasi dalam mengembangkan metode pengajaran yang inovatif dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan penelitian. Sebaliknya, karyawan yang mengalami stres berlebihan atau kurangnya dukungan dapat menunjukkan penurunan kinerja dan komitmen.
Penilaian kinerja di lingkungan akademik sering kali difokuskan pada hasil penelitian, publikasi, dan efektivitas pengajaran. Namun, tanpa memperhatikan wellbeing karyawan, institusi dapat menghadapi tantangan dalam mempertahankan kualitas dan produktivitas jangka panjang.Â
Studi menunjukkan bahwa karyawan yang merasa sehat secara fisik dan mental, serta memiliki keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik dan lebih loyal terhadap institusi mereka. Oleh karena itu, integrasi program-program kesejahteraan dalam kebijakan penilaian kinerja menjadi sangat penting.
 Untuk mencapai lingkungan akademik yang produktif dan berkelanjutan, penting bagi institusi pendidikan untuk mengakui dan mengintegrasikan konsep employee wellbeing dalam kebijakan dan praktik penilaian kinerja mereka.Â
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan karyawan, institusi dapat meningkatkan motivasi, produktivitas, dan kepuasan kerja, yang pada akhirnya berkontribusi pada pencapaian tujuan akademik yang lebih tinggi.
Employee wellbeing memiliki pengaruh signifikan dalam penilaian kinerja di lingkungan akademik. Kesejahteraan karyawan yang baik tidak hanya meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang positif dan berkelanjutan.Â
Oleh karena itu, institusi akademik perlu memberikan perhatian khusus pada program-program kesejahteraan dan memastikan bahwa kesejahteraan karyawan menjadi bagian integral dari kebijakan penilaian kinerja mereka. Dengan demikian, tujuan akademik yang tinggi dapat tercapai dengan dukungan penuh dari seluruh elemen dalam institusi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H