Mohon tunggu...
Fathiya Utami
Fathiya Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa di jurusan ekonomi dan bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saya yang memiliki dedikasi tinggi terhadap belajar dan mencapai tujuan. Saya memiliki sifat analitis yang kuat, suka memecahkan masalah, dan menemukan solusi yang efektif. Keterampilan analisis saya terbentuk melalui berbagai mata kuliah yang menuntut dalam mengurai data, membuat prediksi, dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pengaruh Employee Wellbeing dalam Penilaian Kinerja di Lingkungan Akademik

6 Juli 2024   14:33 Diperbarui: 6 Juli 2024   14:34 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, kesejahteraan karyawan atau employee wellbeing telah menjadi salah satu faktor utama dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan harmonis. 

Hal ini tidak hanya berlaku di sektor swasta, tetapi juga di lingkungan akademik. Kesejahteraan karyawan akademik, termasuk dosen, staf administrasi, dan tenaga pendukung lainnya, memainkan peran penting dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan penelitian yang optimal. 

Artikel ini akan membahas bagaimana employee wellbeing mempengaruhi penilaian kinerja di lingkungan akademik dan mengapa hal ini perlu mendapatkan perhatian lebih. 

Employee wellbeing mencakup berbagai aspek seperti kesehatan fisik dan mental, keseimbangan kerja-hidup, kepuasan kerja, dan dukungan sosial di tempat kerja. Dalam konteks akademik, kesejahteraan dosen dan staf dapat berdampak langsung pada kualitas pengajaran, produktivitas penelitian, dan kontribusi mereka terhadap komunitas akademik. M

isalnya, dosen yang merasa didukung dan dihargai cenderung lebih termotivasi dalam mengembangkan metode pengajaran yang inovatif dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan penelitian. Sebaliknya, karyawan yang mengalami stres berlebihan atau kurangnya dukungan dapat menunjukkan penurunan kinerja dan komitmen.

Penilaian kinerja di lingkungan akademik sering kali difokuskan pada hasil penelitian, publikasi, dan efektivitas pengajaran. Namun, tanpa memperhatikan wellbeing karyawan, institusi dapat menghadapi tantangan dalam mempertahankan kualitas dan produktivitas jangka panjang. 

Studi menunjukkan bahwa karyawan yang merasa sehat secara fisik dan mental, serta memiliki keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi, cenderung menunjukkan kinerja yang lebih baik dan lebih loyal terhadap institusi mereka. Oleh karena itu, integrasi program-program kesejahteraan dalam kebijakan penilaian kinerja menjadi sangat penting.

 Untuk mencapai lingkungan akademik yang produktif dan berkelanjutan, penting bagi institusi pendidikan untuk mengakui dan mengintegrasikan konsep employee wellbeing dalam kebijakan dan praktik penilaian kinerja mereka. 

Dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan karyawan, institusi dapat meningkatkan motivasi, produktivitas, dan kepuasan kerja, yang pada akhirnya berkontribusi pada pencapaian tujuan akademik yang lebih tinggi.

Employee wellbeing memiliki pengaruh signifikan dalam penilaian kinerja di lingkungan akademik. Kesejahteraan karyawan yang baik tidak hanya meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas, tetapi juga menciptakan suasana kerja yang positif dan berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun