Meta kognitif merupakan suatu keterampilan kognitif tingkat tinggi yang memungkinkan seseorang untuk merefleksikan dan mengontrol proses berpikirnya sendiri. Kemampuan ini melibatkan perencanaan yang cermat tentang strategi belajar yang akan digunakan, pemantauan yang terus-menerus terhadap pemahaman diri selama proses belajar, serta evaluasi yang objektif terhadap hasil belajar yang telah dicapai. Metakognitif merupakan proses mental yang disengaja, terencana, dan berorientasi pada tujuan, menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diterapkan pada pikiran dan pengalaman seseorang. Secara umum, penerapan metakognitif dalam belajar dapat dilakukan dengan tahapan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. Metakognitif melibatkan perencanaan strategi belajar, pemantauan pemahaman selama proses belajar, dan evaluasi hasil belajar. Kemampuan ini sangat penting dalam pendidikan karena memungkinkan siswa untuk menjadi pembelajar yang mandiri, kreatif, dan kritis.
Pendekatan KonstruktivismeÂ
Konstruktivisme adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka sendiri. Teori ini berpandangan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara langsung dari guru ke siswa, melainkan harus dikonstruksi oleh siswa melalui pengalaman dan interaksi sosial. Vygotsky memperkenalkan konsep Zone of Proximal Development (ZPD), yang menggambarkan perbedaan antara apa yang dapat dilakukan siswa secara mandiri dan apa yang dapat mereka capai dengan bantuan orang lain yang lebih kompeten. Berikut ini diberikan beberapa konsep kunci dari teori konstruktivisme sosial yaitu, siswa sebagai individu yang unik, self regulated learner, tanggung jawab pembelajaran, motivasi pembelajaran, dan zona perkembangan.Â
Prinsip-prinsip dasar konstruktivisme adalah:Â
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara individu maupun sosial.Â
2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.Â
3) Murid aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah.Â
4) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi siswa berjalan mulus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H