Mohon tunggu...
Fathir Rayyan K
Fathir Rayyan K Mohon Tunggu... Penulis - Fathir Rayyan K - XI MIPA 3 (10)

Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Henri

1 Desember 2020   19:22 Diperbarui: 1 Desember 2020   19:30 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esoknya selama di sekolah Henri banyak diam dan berpikir. Ia sudah menyiapkan alat tulis dan hal-hal lainnya tapi ia sesungguhnya masih ragu. Makin ragu malah.

Sekolah pun selesai dah Henri segera berjalan pulang. Waktu menunjukkan pukul dua belas lewat, artinya dalam dua jam ia akan berangkat ke ibukota yang selalu didamba-dambakannya itu. Henri segera masuk rumah dan berganti baju rapih, siap-siap mau berangkat. Ia merasa agak janggal, kok rumahnya sepi? Ketika ia ingin pamit kepada ibunya di warun Henri menyadari warungnya tutup. Ia pun segera mencari ibunya ke sekitar rumah dan hasilnya nihil. Henri mulai khawatir ketika tiba-tiba ia mendengar pintu dibuka, "Assalamualaikum." Suara ibunya terdengar. Henri segera bergegas ke depan rumahnya dan mendapati ibunya membawa kantung plastik putih, "Ibu darimana?" tanya Henri. "Ini... dari puskesmas aja kok. Tadi pagi Ibu agak demam dikit, kata dokternya gapapa cuma disuruh minum obat dan istirahat." Mendengar jawaban ibunya Henri langsung menghambur ke pelukannya. Ia tidak mau berangkat lagi. Henri adalah satu-satunya harapan ibunya. Ia tidak mau membuat ibunya kecewa. Ibu Henri tampak heran melihat Henri yang tiba-tiba menangis dan memeluknya padahal ia tidak apa-apa. "Loh loh Nak, kenapa? Ibu sehat-sehat aja kok ini cuma flu biasa." Henri mengelap air matanya dan dia mulai bercerita.

Beberapa minggu setelah kejadian itu desa Henri heboh. Ternyata Pak Salman adalah buronan penculikan yang sedang marak terjadi. Motifnya adalah menggunakan anak-anak SMA yang minim pengetahuan akan internet dan diiming-imingi kuliah gratis di ibukota. Nanti ketika mereka sedang 'diantar' mereka akan ditutup matanya dan dibawa ke suatu tempat yang tidak diketahui. Henri tentu agak kaget karena nyatanya ia hampir menjadi korban penculikan, untungnya pada hari itu Henri sadar dan tidak jadi menemui Pak Salman. Kesaksian Henri juga mempermudah polisi menemukan jejak Pak Salman yang menyelamatkan anak-anak yang diculik, ternyata mereka diperkerjakan secara paksa dan diperlakukan semena-mena. Tidak hanya itu saja keberuntungan Henri, ternyata ia mendapat beasiswa anak berprestasi dari sekolah dan akan dibiayai untuk kuliah di PTN. Walau PTN yang Henri dapat bukanlah mimpinya tapi PTN itu tidak kalah bagus dan lebih dekat ke desa Henri jadi ia tidak perlu khawatir dan bisa sering menengok ibunya. Henri mendapat pelajaran berharga, mimpi-mimpinya tidak akan berarti tanpa dukungan orang terdekatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun