Mohon tunggu...
Fathimah Zahroo
Fathimah Zahroo Mohon Tunggu... Relawan - Pembelajar yang suka nulis

Manusia memang tak abadi, namun karyanya akan selalu hidup. #Menulislah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemimpin Millenial yang Adaptif dalam Menghadapi Era Digital Melalui Disruptive Mindset

9 November 2020   12:06 Diperbarui: 10 November 2020   11:42 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di seluruh dunia, manusia tengah menyaksikan suatu masa peralihan, dimana di suatu belahan dunia kita dapat melihat bagaimana orang-orang berpesta menikmati segala bentuk gaya baru penuh kemudahan. Namun nyatanya di belahan dunia yang lain, masih terdapat kelompok orang yang kemudian tak siap dan menolak segala bentuk perubahan.

Kita pasti sepakat bahwa era digitalisasi dan persaingan global yang tengah terjadi adalah suatu hal yang tak kan bisa dielakkan lagi. Sejauh apapun kita pergi dan berlari dari era ini, maka muaranya akan tetap sama bahwa era ini harus kita hadapi. 

Perjalanan masa depan harus dikuatkan dengan langkah-langkah gagah yang mana salah satu kuncinya adalah tak cemas dan selalu siap dalam menghadapi gelombang disruption yang tengah terjadi. 

Terlebih sebagai generasi millennial, kita dutuntut untuk mampu adaptif dan responsif di setiap perkembangan zaman. "The Concept of disruption is about competitive response, it is not a theory of growth. it's adjacent to growth. but it is not about growth." --Clayton M. Christensen[1]

 Era ini tentu akan mengajarkan kita mengenai banyak hal termasuk menjadi manusia-manusia adaptif yang selalu siap terhadap perubahan ataupun pergeseran zaman yang tengah terjadi. 

Pada awal abad ke 20 sendiri, kita dapat melihat bagaimana mobil bertenaga mesin menggantikan kereta kuda, dunia juga menyaksikan bagaimana pudarnya bengkel kereta kayu dan peternakan kuda atau bahkan ladang-ladang perkebunan. Kereta kuda kemudian beralih menjadi kereta besi super canggih bermesin. 

Pada saat yang bersamaan juga kemudian bengkel-bengkel otomotif canggih, perusahaan-perusahaan jasa asuransi, bahkan perusahaan-perusahaan kasat mata ikut tumbuh dan mengakar. 

Begitupula dengan sifat-sifat pekerjaan yang kemudian ikut bertransformasi menjadi bentuk-bentuk baru, dari yang sebelumnya sangat dekat dengan alam dan tanpa mesin, tanpa polusi, dan tanpa kursus, maka kemudian berubah menjadi sangat mekanis, polluted, dan berbasis pada keterampilan khusus.

 Persaingan global yang tengah terjadi nampaknya memang berdampak pada setiap aspek kehidupan. Masa-masa peralihan ini kemudian membuat manusia mulai berpikir tentang pentingnya sekolah dan keterampilan juga bagaimana terus meningkatkan dan mengasah potensi diri. 

Maka dampak dari  era disrupsi dan digitalisasi yang tengah terjadi begitu nampak adanya. Mereka yang kemudian tak mau tergerus terhadap persaiangan global di era ini maka akan terstimulus untuk segera bergerak progresif.

 Maka di tengah 'dunia baru' yang sedang terjadi ini, kemajuan teknologi menjadi salah satu asal muasalnya. Pertama yang kemudian kita perlu ketahui juga adalah bahwa kemudian teknologi mengubah manusia dari peradaban time series menjadi real time. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun