Namun, tunggu dulu!
Di laman yang sama, juga memaparkan bagaimana setelah era reformasi terjadi ditambah dengan perkembangan teknologi, mahasiswa lebih tertarik untuk terjun ke ranah bisnis, teknologi informasi, bidang sosial budaya, ataupun bidang yang lainnya.
Tujuannya adalah guna mengembangkan minat dan bakatnya dan mendapatkan kemandirian finansial tanpa terikat dengan organisasi.
Meskipun demikian, ada banyak tantangan yang kemudian harusnya mampu kita jadikan sebagai sebuah peluang baru dalam pengembangan mahasiswa era kini.
Dalam buku Personal Quality Management karya Widijo Hari Murdoko dijelaskan bahwa pengembangan diri merupakan proses sepanjang hidup yang mana proses untuk membentuk kualitas diri yang utuh dan merubahnya menjadi lebih baik adalah proses yang tidak mudah.
Oleh karenanya penulis buku menawarkan empat pilar yang perlu dijadikan pondasi untuk mewujudkan pengelolaan kualitas pribadi, yaitu:
(i) kesadaran diri, (ii) pengaturan diri, (iii) pembiasaan diri, dan (iv) evaluasi diri. Dimana 4 pilar ini juga dapat diimplementasikan dalam proses pengembangan yang ada di Organisasi Mahasiswa.
Di era disrupsi ini, ada dua hal yang kemudian mampu dijadikan sebagai sebuah solusi dalam pengembangan SDM yang ada di Organisasi Mahasiswa.Â
Mereka yang tergabung dalam Organisasi Mahasiswa dewasa ini merasa bahwa beberapa ORMAWA hanya terfokus pada proker yang dijalani dan kurang maksimal dalam menyoroti pengembangan SDM meskipun beberapa ORMAWA juga ada yang kemudian sudah fokus pada pengembangan SDM.
Maka kemudian, dalam hal ini setiap bidang harusnya mampu untuk memaksimalkan fungsi MSDM nya. Sehingga pengembangan SDM bisa lebih detail dipegang oleh setiap bidang itu sendiri.
Kepala Bidang dapat berperan sebagai mentor yang nantinya di sela obrolan terkait proker bidang, hal yang kemudian dikupas adalah bagaimana menggali potensi dari setiap staffnya itu sendiri dan bisa membangun mindset staffnya agar semakin melek dengan dunia pasca kampus.