Mohon tunggu...
Fathia Raharjeng
Fathia Raharjeng Mohon Tunggu... Mahasiswa - fathia zulfa

201980207

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Duka KRI-Nanggala 402

27 April 2021   12:52 Diperbarui: 27 April 2021   16:47 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Sabtu 24/04/2021 sore KRI-Nanggala 402 dinyatakan menghilang atau dalam status subsunk di perairan Bali laut utara. KRI-Nanggala hendak melakukan latihan penembakan torpedo pada Rabu 21/04/2021 dini hari.  Awalnya KRI-Nangala yang meminta izin menyelam pada kedalaman 13 meter, aksi tersebut didampingi oleh sea rider yang nantinya akan mengikuti torpedo apabila sudah meluncur sesuai dengan prosedur.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan :

"Jam 03.00 sampai 03.30 geladak haluan KRI masih terlihat oleh tim penjejak sea rider dalam jarak 50 meter".

"Pada 03.36 sampai 03.46, terus menerus memanggil Nanggala tapi tak ada respons. Jadi seharusnya saat tenggelam tadi masih ada periskop, masih kelihatan, namun ini langsung tenggelam, tidak ada periskopnya".

Mulai saat itu juga komunikasi dengan KRI-Nanggala terputus, seharusnya sesuai dengan estimasi waktu, Nanggala muncul di permukaan pada pukul 5.15 wita.

"Kemudian pada 06.46 kita lakukan isyarat sub missed. Seluruh unsur pengamanan dikerahkan untuk mencari KRI Nanggala-402 dan latihan ditunda," jelas TNI Yudo.

Setelah 24 jam berlalu, TNI dan Pemerintah bekerja sama dengan Negara asing dalam misi pencarian KRI-Nanggala 402. Hingga akhirnya rakyat Indonesia berduka karena kini status KRI-Nanggala 402 berstatus on eternal patrol atau patroli abadi dan tidak kembali.

"Dengan kesedihan yang mendalam, selaku Panglima TNI, saya nyatakan bahwa 53 personel onboard KRI Nanggala-402 telah gugur," kata Hadi selaku panglima TNI dalam konferensi pers, Minggu (25/4/2021).

Tahapan yang harus dipenuhi dalam menganalisis resiko KRI-Nanggala 402 sendiri terdiri atas penetapan konteksnya, kriteria resikonya, akuntabilitas, integritas prosedur, sumber daya, mekanisme pelaporan internal serta mekanisme pelaporan eksternal

Menurut saya sendiri kasus ini merupakan luka yang sangat mendalam bagi masyarakat Indonesia.  Musibah ini merupakan kasus yang berat, karena kita tidak bisa memprediksi apa yang sebenarnya terjadi dibawah laut sebenarnya, karena  Nanggala yang diprediksi tenggelam pada kedalaman kurang lebih 800 meter itu sulit dijangkau. 

Diperlukan alat yang sangat canggih dan keahlian yang cukup untuk bisa mencapai ke bawah sana. Apabila terjadi kesalahan akan bisa menimbulkan korban korban baru. Hal tersebut tentunya dihindari oleh semua orang. Meskipun bantuan datang dari berbagai Negara, hal itu belum cukup untuk menemukan Nanggala dalam waktu 3 hari yang sesuai dengan ketersediaan oksigen cadangan.

Tni dan pemerintah memegang penuh tanggung jawab atas musibah yang menimpa ini, pasalnya saat kejadian, Nanggalla sedang melakukan persiapan untuk tugas kenegaraan, saat hal ini terjadi dan memakan 53 korban, terdapat keluarga yang ditinggalkan dan merasakan kehilangan yang mendalam, terlebih lagi para korban merupakan tulang punggung keluarga.

Sebelum musibah ini terjadi, tentunya harus ada persiapan dan antisipasi apabila terjadi masalah. Kita semua tentunya tidak menginginkan kejadian seperti ini terjadi lagi, namun mulai sekarang kita harus mempersiapkan segalanya dengan baik dengan belajar dari kesalahan sebelumnya agar jangan sampai musibah ini terulang.

KRI-Nanggala tentunya diisi oleh orang orang terpilih Indonesia, tidak sembarang orang bisa menaikinya, diperlukan beberapa seleksi khusus dimana orang orang berpengalaman dan berpengetahuan lebih bisa menaiki kapal selam ini. Maka dari itu, ini merupakan kehilangan yang membekas bagi masyarakat Indonesia.

TNI dan pemeritah harus membangun komunikasi internal dan mekanisme pelaporan dalam menangani kasus ini, pelaporan dan kerangka kejadian harus jelas serta cara cara menanganinya harus tepat dan sesuai agar pelaporan ini harus mencakup prosedur dalam mengkonsolidasikan informasi risiko yang sesuai dari berbagai sumber, dengan tetap mempertimbangkan dampaknya.

TNI harus bekerjasama dengan pemerintah serta Negara Negara yang ikut membantu pencarian Nanggala agar membangun komunikasi yang baik satusama lain, termasuk pada masyarakat. TNI harus membangun komunikasi yang baik agar terjalin kepercayaan serta memastian bahwa informasi yang diberikan efektif.

Fathia zulfa 201980207

https://regional.kompas.com/read/2021/04/25/094512378/kronologi-tenggelamnya-kri-nanggala-402-berawal-dari-latihan-perang?page=all

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun