Abu Hurairah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat terkenal karena kontribusinya dalam periwayatan hadits. Ia dikenal sebagai periwayat hadits terbanyak dari kalangan sahabat Nabi. Namun perjalanan hidupnya untuk menjadi periwayat hadist utama tidaklah mudah, ia menghadapi banyak keslitan dan tentu saja diimbangi dengan pengorbanan yang besar. Berikut adalah kisah perjuangan Abu Hurairah dalam mengabdikan hidupnya untuk meriwayatkan hadits:
1. Latar Belakang Abu Hurairah
Nama asli Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dausi. Beliau terlahir di sebuah keluarga yang sangat miskin. Ia berasal dari suku Daus di Yaman dan memeluk Islam pada tahun ke-7 Hijriyah. Setelah masuk Islam, Abu Hurairah meninggalkan kampung halamannya dan hijrah ke madinah, lalu segera bergabung dengan Rasulullah SAW di Madinah dan menjadi salah satu Ahli Suffah, kelompok sahabat yang tinggal di masjid untuk mempelajari Islam.
2. Dedikasi Belajar Hadits
Setelah masuk islam, Abu Hurairah memutuskan untuk tidak bekerja seperti kebanyakan orang lainnya. Ia memilih sepenuhnya mengabdikan dirinya untuk belajar dari Rasulullah SAW.Abu Hurairah dikenal sangat mencintai ilmu dan menghabiskan waktunya untuk bersama Nabi Muhammad SAW. Berbeda dengan banyak sahabat yang sibuk dengan pekerjaan atau urusan keluarga, Abu Hurairah memilih untuk mengabdikan dirinya sepenuhnya dalam mendampingi Nabi. Ia sering mengatakan:
> "Orang-orang mengatakan, 'Abu Hurairah terlalu banyak meriwayatkan hadits.' Sebenarnya, saudara-saudara kita dari kaum Muhajirin sibuk berdagang di pasar, dan saudara-saudara kita dari kaum Anshar sibuk mengurus harta mereka. Sedangkan aku adalah seorang miskin yang selalu mendampingi Rasulullah SAW."
3. Hafalan yang Kuat
Meskipun Abu Hurairah memiliki dedikasi besar, ia awalnya khawatir tidak bisa mengingat semua hadis yang ia dengar. Suatu hari, ia mengadu kepada Nabi tentang hal ini. Nabi lalu mendoakan Abu Hurairah agar diberi ingatan yang kuat.
Abu Hurairah bercerita:
"Aku berkata kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, aku sering mendengar ucapanmu, tetapi aku lupa.' Rasulullah bersabda, 'Bentangkan kainmu!' Aku membentangkannya, lalu beliau mendoakan dan memasukkan sesuatu ke dalam kain itu. Setelah itu, aku tidak pernah lupa pada apa pun yang aku dengar darinya."
Doa ini membuat Abu Hurairah memiliki kemampuan menghafal yang luar biasa. Ia mampu mengingat ribuan hadis yang ia dengar langsung dari Nabi.
 Hal ini merupakan salah satu Keistimewaan Abu Hurairah beliau mempunyai daya ingat yang sangat kuat. Dan itu semua berkat do'a dari nabi Muhammad SAW. Sejak saat itu, Abu Hurairah mampu menghafal hadits-hadits Rasulullah SAW dengan sangat baik. Ia meriwayatkan lebih dari 5.000 hadits yang kini tercatat dalam kitab-kitab hadits terpercaya.
4. Kesulitan Hidup
Abu Hurairah hidup dalam kondisi yang sangat sederhana. Sebagai salah satu Ahli Suffah, ia sering mengalami kelaparan. Abu Hurairah pernah bercerita bahwa ia sering kelaparan hingga harus mengikatkan batu di perutnya untuk menahan rasa lapar. Ia juga terkadang jatuh pingsan karena tidak makan selama beberapa hari.Ia pernah duduk di jalanan masjid Nabawi, berharap ada orang yang bersedia memberinya makanan atau mengajaknya ke rumah untuk makan.Namun, kelaparannya tidak membuatnya meninggalkan majelis Nabi. Justru, ia memilih tetap mendampingi Nabi dan belajar hadis meski dalam kondisi lapar.
Dalam beberapa riwayat juga diceritakan bahwa ia pernah sampai pingsan karena kelaparan. Namun, semua kesulitan itu tidak menghalanginya untuk terus belajar dan menjaga hadits Rasulullah SAW.
5. Tuduhan dan Klarifikasi
Sebagai periwayat hadits yang sangat produktif, Abu Hurairah sering mendapat tuduhan dari sebagian orang bahwa ia terlalu banyak meriwayatkan hadits. Namun, ia menjelaskan bahwa kehadirannya yang hampir terus-menerus bersama Rasulullah SAW membuatnya memiliki kesempatan besar untuk menghafal lebih banyak hadits dibandingkan sahabat lainnya.
6. Warisan Ilmu
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Abu Hurairah melanjutkan perjuangannya dengan menyebarkan hadits kepada generasi berikutnya. Banyak ulama dan tabiin yang belajar darinya, menjadikannya salah satu pilar utama dalam transmisi ajaran Nabi Muhammad SAW. Namun sebelum itu terjadi beliau juga pernah menghadapi tantangan baru: ia sering dituduh terlalu banyak meriwayatkan hadis. Beberapa orang mempertanyakan bagaimana ia bisa meriwayatkan begitu banyak hadis, terutama karena ia hanya mendampingi Nabi selama sekitar empat tahun setelah hijrah ke Madinah.
Abu Hurairah menjelaskan bahwa ia mampu meriwayatkan banyak hadis karena:
Ia menghabiskan hampir seluruh waktunya bersama Nabi, tidak seperti sahabat lain yang sibuk dengan pekerjaan atau urusan keluarga. Dan Ia juga diberi keistimewaan dengan mempunyai ingatan yang kuat oleh Allah melalui doa Nabi.
Ia pernah berkata:
"Jika bukan karena ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan kita untuk menyampaikan ilmu, aku tidak akan meriwayatkan hadis."
Jadi, kesimpulannya adalah Perjuangan Abu Hurairah dalam meriwayatkan hadits adalah bukti dedikasi dan kecintaannya terhadap Rasulullah SAW dan Islam. Meskipun hidup dalam kemiskinan dan menghadapi berbagai tantangan, ia tetap teguh menjaga amanah ilmu yang ia dapatkan. Kisahnya menginspirasi umat Islam untuk selalu mencintai ilmu, berjuang dalam menyebarkannya, dan menjaga keotentikannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H