Mohon tunggu...
fathianisa
fathianisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Follow for more:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Abu Hurairah, dari Ahli Suffah hingga Menjadi pewaris Ilmu Rosulullah

3 Desember 2024   18:11 Diperbarui: 3 Desember 2024   18:23 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

4. Kesulitan Hidup

Abu Hurairah hidup dalam kondisi yang sangat sederhana. Sebagai salah satu Ahli Suffah, ia sering mengalami kelaparan. Abu Hurairah pernah bercerita bahwa ia sering kelaparan hingga harus mengikatkan batu di perutnya untuk menahan rasa lapar. Ia juga terkadang jatuh pingsan karena tidak makan selama beberapa hari.Ia pernah duduk di jalanan masjid Nabawi, berharap ada orang yang bersedia memberinya makanan atau mengajaknya ke rumah untuk makan.Namun, kelaparannya tidak membuatnya meninggalkan majelis Nabi. Justru, ia memilih tetap mendampingi Nabi dan belajar hadis meski dalam kondisi lapar.
Dalam beberapa riwayat juga diceritakan bahwa ia pernah sampai pingsan karena kelaparan. Namun, semua kesulitan itu tidak menghalanginya untuk terus belajar dan menjaga hadits Rasulullah SAW.

5. Tuduhan dan Klarifikasi

Sebagai periwayat hadits yang sangat produktif, Abu Hurairah sering mendapat tuduhan dari sebagian orang bahwa ia terlalu banyak meriwayatkan hadits. Namun, ia menjelaskan bahwa kehadirannya yang hampir terus-menerus bersama Rasulullah SAW membuatnya memiliki kesempatan besar untuk menghafal lebih banyak hadits dibandingkan sahabat lainnya.

6. Warisan Ilmu

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, Abu Hurairah melanjutkan perjuangannya dengan menyebarkan hadits kepada generasi berikutnya. Banyak ulama dan tabiin yang belajar darinya, menjadikannya salah satu pilar utama dalam transmisi ajaran Nabi Muhammad SAW. Namun sebelum itu terjadi beliau juga pernah menghadapi tantangan baru: ia sering dituduh terlalu banyak meriwayatkan hadis. Beberapa orang mempertanyakan bagaimana ia bisa meriwayatkan begitu banyak hadis, terutama karena ia hanya mendampingi Nabi selama sekitar empat tahun setelah hijrah ke Madinah.

Abu Hurairah menjelaskan bahwa ia mampu meriwayatkan banyak hadis karena:
Ia menghabiskan hampir seluruh waktunya bersama Nabi, tidak seperti sahabat lain yang sibuk dengan pekerjaan atau urusan keluarga. Dan Ia juga diberi keistimewaan dengan mempunyai ingatan yang kuat oleh Allah melalui doa Nabi.

Ia pernah berkata:
"Jika bukan karena ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan kita untuk menyampaikan ilmu, aku tidak akan meriwayatkan hadis."

Jadi, kesimpulannya adalah Perjuangan Abu Hurairah dalam meriwayatkan hadits adalah bukti dedikasi dan kecintaannya terhadap Rasulullah SAW dan Islam. Meskipun hidup dalam kemiskinan dan menghadapi berbagai tantangan, ia tetap teguh menjaga amanah ilmu yang ia dapatkan. Kisahnya menginspirasi umat Islam untuk selalu mencintai ilmu, berjuang dalam menyebarkannya, dan menjaga keotentikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun