Mohon tunggu...
Fathiana Nurussaadah
Fathiana Nurussaadah Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari satu anak sholehah

Seorang ibu yang menjaga dan merawat buah hati dengan penuh kesabaran dan rasa sayang dengan harapan dapat tumbuh menjadi anak yang sholehah, dan peduli terhadap sesama. Sorang pendidik yang mencoba menghadirkan suasana kelas yang menyenangkan kepada peserta didik sehingga mereka nyaman serta tak lupa nilai moral selalu ditanamkan kepada peserta didik dengan harapan dapat mencetak generasi yang berkarakter

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

29 September 2021   17:16 Diperbarui: 29 September 2021   17:25 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandangan Ki Hajar Dewantara terkait dunia Pendidikan adalah "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" dimana seorang pendidik tidak hanya mengajar peserta didiknya saja melainkan menjadi seorang panutan dalam segala hal yang ditiru dan dicontoh oleh setiap peserta didiknya, dapat membimbing serta menuntun peserta didiknya dengan tidak melupakan kodrat yang menyertainya yakni kodrat zaman dan alam yang melekat pada diri peserta didik dengan segala keunikannya. Memberikan semangat dan motivasi kepada peserta didik.

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. 

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus bisa memutuskan berbagai macam hal yang berkaitan dengan pembelajaran dengan melihat keberagaman peserta didik serta tujuan yang ingin dicapai. 

Seringkali kita dihadpkan pada situasi dilema etika ynag mengharuskan kita untuk memilih 1 diantara dua pilihan, hal yang dapat guru lakukan adalah dengan mengingat kembali terkiat 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip berpikir dan 9 langkah pengambilan keputusan.

4 Paradigma dilema etika:

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

3 Prinsip berpikir:

  • Berpikir berbasis hasil akhir
  • Berpikir berbasis peraturan
  • Berpikir berbasis kepedulian

9 langkah pengambilan keputusan:

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4. Pengujian benar atau salah

5. Uji Panutan/Idola ( Berbasis rasa peduli / Care based thinking )

6. Melakukan Prinsip Resolusi

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika keputusan sudah diambil.

Sebagai seorang calon guru penggerak tentunya selama prosesya tertanam nilai- nilai integritas yang baik sebagai seorang pemimpin pembelajaran bagaimana dia harus bertanggungjawab dengan segaa tindakan yang dia lakukan, bagaimana kejujuran menjadi dasar dalam pembelajaran di sekolah dan bagaimana menjadi seorang panutan yang baik bagi para peserta didiknya. 

Nilai yang dimiliki dan ditanamkan pada calon guru penggerak anatar lain nilai mandiri, inovatif, kolaboratif ,Tentunya nilai yang dimiliki sangat berpengaruh pada prinsip- prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan karena tentunya kita akan memikirkan berbagai macam kemungkinan yang terjadi ketika kita membuat suatu keputusan dan pastinya kita akan menggunakan berbagai pertimbangan yang matang apakah nanti berdasarkan hasil akhir, peraturan atau kepedulian. Tentunya keputusan yang diambil akan melihat 9 langkah pengambilan keputusan supaya keputusannya menjadi bijak.

Pada sesi coaching yang awalnya dipraktikkan dengan bimbingan fasilitator dan rekan CGP lainnya sangatlah membantu dalam pelaksanaan coaching di sekolah baik dengan rekan sejawat maupun peserta didik. 

Di dalam pengujian pengambilan keputusanpun telah dilalui dengan melihat berbagai macam uji yang ada sehingga membuat keputusan yang diambil merupakan kepurusan yang terbaik dan  paling efektif. Pada   coaching kita menggunakan model TIRTA yakni T (Tujuan), I (Identifikasi), R (Rencana Aksi), dan TA ( Tanggung Jawab). 

Melalui Langkah-langah tersebut kita akan menggali berbagai permasalahan yang dihadapi oleh coachee kita serta mengulik lebih lanjut terkait tujuan atau keinginan dari coachee terkait situasi yang dihadapinya, selain itu kita juga akan mengajak coachee untuk melihat kembali langkah apa saja yang sudah diambil ketika menghadapi situasi tersebut, dan solusi apa yang dipikirkan oleh coachee ketika mengahdapi hal tersebut supaya dapat terselesaikan. 

Disini kita tidak serta merta memberikan solusi kepada mereka, tetapi lebih ke menggali potensi yang ada pada diri mereka supaya mereka bisa menghadirkan solusi yang sekiranya bisa mereka lakukan.  Dan membuat rencana kapan sekiranya solusi itu mau dilaksanakan serta komitmen dari diri coachee tersebut dalam menjalankan rencananya.

Pembahasan studi kasus yang focus pada masalah moral atau etika kembali paada nilai- nilai yang dianut oleh seorang pendidik, jadi semuanya kembali pada diri pendidik itu sendiri. Sebagai seorang pendidik pastinya kita sering menemui dilemma etika baik dengan peserta didik ataupun dengan rekan sejawat. 

Dengan mempelajari materi terkait penagmbilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ini tentunya menjadikan kita paham dengan berbagai macam situasi yang sekiranya nanti akan kita hadapi dan tentunya bagaimana keputusanyang akan kita ambil nantinya.

Tentunya pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada terciptannya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, bagaiamna kita bisa mengambil keputusan yang tepat? Tentunya dengan melihat 4 paradigma dilema, 3 prinsip serta 9 langkah pengambilan keputusan sehingga keputusanyang diambil merupakan keputusan yang bijak, tepat dan terbaik.

Kesulitan pastinya dihadapi ada ketika kita akan melakukan sebuah perubahan yang baik seperti kurangnya kepedulian rekan sejawat, sulitnya mengajak rekan sejawat untuk melakukan suatu perubahan. Namun halangan tersebut menjadikan saya menjadi lebih termotivasi untuk terus bergerak maju dan maju dan menularkannya kepada sekililing. 

Perubahan besar tidak akan terjadi dan terwujud jika tidak didasari oleh pergerakan yang kecil tetapi konsisten sehingga bisa menjadikan perubahan positif kecil di dunia Pendidikan khususnya di lingkungan sekolah.

Pengaruh pengambilan keputusan yang diambil dengan pengejaran yang memerdekakan pserta didik tentunya sangat besar, karena disini kita memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, pembelajaran berdiferensiasi dan juga KSE yang memang mengutamakan peserta didik sehingga mereka merasa nyaman dan senang selama proses pembelajaran. 

Pengambilan keputusan akan melihat pada kemaslahatan dan kebermanfaatannya bagi peserta didik sehingga tentu saja pengambilan keputusan ditujukan pada pembelajaran yang memerdekakan peserta didik.

Pengambilan keputusan tentunya didasarkan pada kehidupan ataupun keberlangsungan Pendidikan peserta didik baik Ketika masih bersekolah atau Ketika nanti dia sudah berhubungan dnegan masyarakat, sehingga sebagai pemimpin pengambilan keputusan kita melihat baik tidaknya keputusan yang diambil bagi masa depan peserta didik dengan tetap memperhatikan prinsip serta Langkah yang sesuai sehingga keputusan yang dibuat merupakan keputusan yang terbaik bagi peserta didik.

      Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul ini serta kaitannya dengan modul sebelumnya adalah sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus memiliki berbagai macam nilai yang dapat membuat kita bisa mengambil sebuah keputusan yang berpihak pada peserta didik, keputusan yang baik untuk masa depan peserta didik. 

Bagaimana kita bisa memilah dan memilih mengenali suatu masalah, mengenali potensi serta solusi untuk mengahadapinya tentunya yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik. Menurut KHD (2009) Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. "pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya. Pada dasarnya kita dibekali berbagai macam ilmu dan pengetahuan untuk mengajar dan mendidik anak supaya mereka memiliki profil pelajar Pancasila dan siap dalam menghadapi kehidupan baik dalam dunia pendidikan ataupun non pendidikan  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun