Dari hasil pengamatan saya pada kebun delima, diketahui kerusakan buah delima umumnya berupa busuk dan munculnya bintik-bintik hitam pada permukaan kulit buah yang tidak merusak bagian dalam buah.Â
Beberapa hama seperti serangga dari ordo Hemiptera dan Lepidoptera dll diketahui dapat menyebabkan kondisi buah menjadi abnormal sehingga terjadi penurunan kualitas hasil panen sampai kegagalan panen. Faktor lainnya seperti jenis delima, metode irigasi, sampai kondisi kebun yang kurang terawat juga mampu menurukan kualitas hasil panen.
Tidak lupa saya memberikan instruksi kepada para pemilik kebun untuk lebih merawat kebun mereka dengan membabat tanaman liar yang diketahui dapat menjadi tempat bersarang hama delima. Hasil dari kegiatan ini mampu menurunkan kepadatan hama dan serangan hama pada buah di kebun.Â
Kualitas buah juga menunjukkan sedikit perbaikan seperti pada kebun pak Dul yang banyak dijumpai buah dengan kondisi kulit buah yang mulus pada akhir kegiatan KKN.
Penanaman pertama menggunakan tali krek yang diikatkan pada akar nafas mangrove dewasa sebanyak 200 bibit, penanaman kedua menggunakan tali rafia yang diikatkan pada akar mangrove dewasa sebanyak 400 bibit, dan penanaman ketiga dilakukan untuk menyulam hasil penanaman pertama dan kedua menggunakan tali krek yang diikatkan pada akar nafas mangrove dewasa sebanyak 200 bibit. Selanjutnya monitoring hasil penanaman bibit mangrove dilakukan pada tanggal 4 Februari 2022.Â
Hasil monitoring menunjukkan  rincian sebagai berikut : pada penanaman pertama, dari 200 bibit mangrove menunjukkan 163 bibit tumbuh dan 37 bibit belum tumbuh atau hilang diterjang ombak.Â
Sedangkan penanaman kedua, dari 400 bibit mangrove menunjukkan 242 bibit tumbuh dan 159 bibit belum tumbuh atau hilang diterjang ombak. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman menggunakan tali krek lebih aman dibandingkan dengan menggunakan tali rafia, karena bibit yang ditanam lebih kokoh dari terjangan ombak.