Mohon tunggu...
FATHIA ANNISA ALYA
FATHIA ANNISA ALYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hanya menulis apa yang bisa ditulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menelisik Kegiatan Studi Independen di Kampung Merak

21 Mei 2022   23:02 Diperbarui: 21 Mei 2022   23:08 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/Gambar 3. Pencegahan kerusakan pada buah (kiri : seleksi buah busuk; kanan: membungkus buah)

Dari hasil pengamatan saya pada kebun delima, diketahui kerusakan buah delima umumnya berupa busuk dan munculnya bintik-bintik hitam pada permukaan kulit buah yang tidak merusak bagian dalam buah. 

Beberapa hama seperti serangga dari ordo Hemiptera dan Lepidoptera dll diketahui dapat menyebabkan kondisi buah menjadi abnormal sehingga terjadi penurunan kualitas hasil panen sampai kegagalan panen. Faktor lainnya seperti jenis delima, metode irigasi, sampai kondisi kebun yang kurang terawat juga mampu menurukan kualitas hasil panen.

Dokpri/Gambar 2. Tampilan buah yang tidak sehat (dari kiri ke kanan : buah busuk, bekas tusukan serangga, dan hama kepik yang hinggap pada buah delima
Dokpri/Gambar 2. Tampilan buah yang tidak sehat (dari kiri ke kanan : buah busuk, bekas tusukan serangga, dan hama kepik yang hinggap pada buah delima
Tindakan yang dilakukan selanjutnya adalah menyeleksi buah busuk untuk dibuang demi mencegah tanaman lainnya ikut terinfeksi mikrob yang menyebabkan kebusukan pada buah dan membungkus buah dengan plastik dan kertas untuk mencegah kerusakan buah akibat serangan hama secara berkala disertai kegiatan monitoring. 

Tidak lupa saya memberikan instruksi kepada para pemilik kebun untuk lebih merawat kebun mereka dengan membabat tanaman liar yang diketahui dapat menjadi tempat bersarang hama delima. Hasil dari kegiatan ini mampu menurunkan kepadatan hama dan serangan hama pada buah di kebun. 

Kualitas buah juga menunjukkan sedikit perbaikan seperti pada kebun pak Dul yang banyak dijumpai buah dengan kondisi kulit buah yang mulus pada akhir kegiatan KKN.

Dokpri/Gambar 3. Pencegahan kerusakan pada buah (kiri : seleksi buah busuk; kanan: membungkus buah)
Dokpri/Gambar 3. Pencegahan kerusakan pada buah (kiri : seleksi buah busuk; kanan: membungkus buah)
Kegiatan selanjutnya berupa penanaman mangrove yang dilakukan pada tanggal 22 Desember 2021, 25 Desember 2021, dan 20 Februari 2022. Penanaman dilakukan setelah melalui diskusi dengan masyarakat setempat terkait kondisi di lapang. 

Penanaman pertama menggunakan tali krek yang diikatkan pada akar nafas mangrove dewasa sebanyak 200 bibit, penanaman kedua menggunakan tali rafia yang diikatkan pada akar mangrove dewasa sebanyak 400 bibit, dan penanaman ketiga dilakukan untuk menyulam hasil penanaman pertama dan kedua menggunakan tali krek yang diikatkan pada akar nafas mangrove dewasa sebanyak 200 bibit. Selanjutnya monitoring hasil penanaman bibit mangrove dilakukan pada tanggal 4 Februari 2022. 

Hasil monitoring menunjukkan  rincian sebagai berikut : pada penanaman pertama, dari 200 bibit mangrove menunjukkan 163 bibit tumbuh dan 37 bibit belum tumbuh atau hilang diterjang ombak. 

Sedangkan penanaman kedua, dari 400 bibit mangrove menunjukkan 242 bibit tumbuh dan 159 bibit belum tumbuh atau hilang diterjang ombak. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman menggunakan tali krek lebih aman dibandingkan dengan menggunakan tali rafia, karena bibit yang ditanam lebih kokoh dari terjangan ombak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun