"Tak usah," mereka menjawab serentak
"Kalau begitu, perkenankan saya untuk mentraktir anda semua makan malam disini ," aku masih belum puas
"Terima kasih, kami sudah makan dan masih kenyang, kami sudah sering makan disini karena kami dulu bekerja disini"
"Oh ya....." aku berbalik arah dan melambaikan dompetku ke dalam restoran untuk memberi tahu manager restoran.
"Aha..!!, Â ketemu dompetnya," nampak pula wajah bahagia yang tulus dari sang manajer
"Mereka yang menemukannya !!," sambil menunjuk kepada tiga pemuda bangladesh tadi
"Abdul Salam ...., Sayeed, Mujeeb," sang manajer nampak cukup kaget kemudian memeluk mereka satu persatu.
"Saya kenal mereka semua, mereka semua pernah bekerja disini," tambahnya
Kemudian mereka berbincang dalam bahasa yang yang saya tidak mengerti. Tapi perkiraan saya sang manajer sedang menanyakan kronologis kejadian. Saya ikut mendengarkan walaupun hanya bisa mengira-ngira apa yang mereka obrolkan.
"Apakah dompet saya jatuh atau seseorang mencopetnya dari kantong saya?," tanyaku yang mulai penasaran mendengarkan obrolan mereka.
"No...no " Ada seseorang yang menemukan dompet bapak, tadinya orang tersebut berniat mengambil dan membawanya pulang. Tiga pemuda baik ini mengetahuinya dan menyita dompet itu dan membawanya ke kantor polisi. Namun polisi menyarankan untuk dicari dulu pemiliknya karena jika diserahkan kepada mereka harus dibuat laporan dan akan memakan proses yang lama untuk bisa kembali kepada pemiliknya. Kemudian mereka memeriksa dompet Bapak dan menemukan kartu nama Bapak dengan no handphonenya, mereka masukan nomornya di kontak dan muncullah wajah bapak whatsapp sampai akhirnya mereka menelepon bapak di hotel.