Mohon tunggu...
Fathi Bawazier
Fathi Bawazier Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

6 Jam Pertama di Singapore (Bag-2 Habis)

13 Juni 2018   10:33 Diperbarui: 13 Juni 2018   10:47 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hotel tempat aku menginap memang tidak terlalu besar. Aku memilih hotel ini karena dekat dengan lokasi seminar di Orchard rd. Sesampainya di Lobby hotel, karena lelah, kusandarkankan tubuh di sofa empuk dekat resepsionis. kutiup nafas panjang dan mencoba untuk memulai percakapan dengan resepsionis, "Aku kehilangan dompet dan segala isinya." Resepsionis yang memang sedang menulis sesuatu melirik ke arahku sebentar kemudian kembali pada kesibukannya.

Wow.....betapa cueknya  dia dengan musibah yang baru saja aku alami. Ah...mungkin saja dia juga sedang pusing dengan pekerjaannya, lebih baik aku segera ke kamar untuk solat dan istirahat. Kurogoh kantong untuk mengambil kunci kamar yang berbentuk kartu untuk masuk ke kamar. Kembali jantungku berdegub, kurogoh kantong celana yang satu lagi, kartu tak kutemukan. Astagfirullah !!

"Aku kehilangan kartu untuk masuk kamar" , kataku setengah berteriak karena selain memang  kaget, aku juga ingin memberi tahu resepsionis.

Si resepsionis menatapku sejenak kemudian berkata dengan nada datar  "Anda harus membayar denda 20 dollar untuk mendapatkan kartu baru."

"Apa ? ,"  kali ini aku memang berteriak,  "Tidakkah kamu dengar  bahwa aku baru saja kehilangan dompet ?,  aku tak punya uang sepeserpun !!,"

"Tapi peraturannya disini memang seperti itu, " jawabnya masih cuek.

"Aku mengerti kalau ini peraturan, tapi masa sih tidak ada kebijakan lain untuk menolongku?"

"Yes sir, can I help you, " seorang lelaki yang memperhatikan percakapan kami dari jauh datang menghampiriku, rupanya supervisor hotel.

Aku berusaha untuk tenang dan menjelaskan musibah yang aku alami.

"Kami mohon maaf, sistem kami tidak memungkinkan untuk memberikan kartu baru tanpa ada pembayaran denda," jawabnya sopan namun tidak ada sikap turut prihatin yang ditunjukan padaku.

"Look !!,  saya akan mendapat kiriman uang besok dari Jakarta, saya akan bayar dendanya besok, sekarang saya butuh tidur, saya lelah sekali," terdengar nada emosi dalam suaraku, betapa tidak, mereka begitu tak peduli dengan masalahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun