Tema : Write Pop Article & Karya Ilmiah Penunjang "Karir Di Masa Depan"Â
Narasumber: Siska Fajar Kusuma, S.M., M.M. & Wardana, S.Pd., M.MÂ
Hasil Resume Materi Seminar Mata Kuliah Bahasa Indonesia :
    Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan menulis. Saat ini, istilah Literasi sudah mulai digunakan dalam arti yang lebih luas. Dan sudah merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan politik. Apalagi, saat  ini kita sedang berada di era ledakan informasi. Itu sebabnya, literasi jadi suatu hal yang penting. Definisi baru dari literasi menunjukkan paradigma baru dalam upaya memaknai literasi dan pembelajaran nya. Kini ungkapan literasi memiliki banyak variasi, seperti Literasi media, literasi komputer, literasi sains, literasi sekolah, dan lain sebagainya. Hakikat berliterasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Kesemuanya merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.
Tingkat LiterasiÂ
Fakta pertama, UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi. Minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001% yang artinya dari 1.000 orang hanya 1 orang yang rajin membaca.
Fakta kedua, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Ironisnya, meski minat baca buku rendah, tetapi data per Januari 2017 mengungkapkan bahwa orang Indonesia bisa menatap layar kurang lebih 9 jam sehari. Dalam kecerewetan di media sosial, Indonesia berada di urutan ke 5 di dunia. Jakarta kota paling cerewet di dunia maya karena sepanjang hari aktivitas kicauan dari Twitter yang berdomisili di Ibu Kota paling padat melebihi Tokyo dan New York.
Mengapa Budaya Menulis di Indonesia Rendah? Persoalannya ialah mau atau tidak untuk membiasakan diri dalam menulis. Jika sudah terbiasa menulis, kualitas tulisan akan membaik seiring dengan seringnya menulis.
Artikel populer adalah tulisan yang berisi hasil kajian, pandangan, atau opini penulis yang dikemas dengan bahasa populer. Bahasa populer adalah bahasa yang ringan, mudah dipahami oleh pembaca. Tujuannya untuk menjangkau audiens yang lebih luas, yaitu masyarakat awam.
A. Ciri-ciri Artikel Populer
- Â Menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang awam
- Lebih fleksibel dalam penggunaan bahasa
- Diterbitkan pada media massa seperti majalah, koran, atau tabloid, atau di media daring seperti situs atau media sosial
B. Perbedaan Artikel Populer dan Artikel Ilmiah Â
- Artikel ilmiah menggunakan bahasa formal, objektif, dan terstruktur
- Artikel ilmiah memiliki pendekatan yang sistematis untuk menyajikan hipotesis, metodologi, hasil, dan kesimpulan
- Artikel ilmiah biasanya dipublikasikan di jurnal, seperti skripsi atau tesis
C. Tahapan PenulisanÂ
   1) Pratulis=> Memilih Topik dan Tema, Menentukan Judul, Mengumpulkan Bahan, Membuat Outline
   2) Pembuatan
   3) Revisi
   4) PenyuntinganÂ
   5) Publikasi
    Sebagai mahasiswa, Anda tentu diharuskan untuk membaca banyak sumber bacaan. Salah satu yang seringkali harus Anda baca adalah karya ilmiah. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang telah melalui prosedur penelitian berupa pengkajian literatur, pengujian hipotesis, pencarian bukti, dan penyajian hasil penelitian. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang sengaja dibuat untuk memecahkan suatu masalah. Biasanya berisi mengenai fakta, data serta solusi mengenai isu yang diangkat. Ada banyak alasan mengapa seorang peneliti atau sekelompok peneliti mempublikasikan hasil penelitian mereka. Salah satu alasan tersebut adalah agar penelitian mereka dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
    Penulisan karya ilmiah dapat meningkatkan kecakapan literasi mahasiswa, karena dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan membaca, membiasakan diri, dengan kegiatan kepustakaan, mengembangkan pemikiran, menganalisis data atau informasi, dan melatih berfikit kritis dan analisis. Dalam menulis karya ilmiah tidak bisa sembarangan, menulisnya harus menggunakan metodologi yang memenuhi kaidah atau norma ilmiah, menggunakan bahasa baku sesuai EYD, dikaji secara sistematis dan berurutan, serta adanya penggunaan sumber atau referensi. Karya ilmiah memiliki beberapa karakteristik, diantaranya :
D. Karakteristik Karya Ilmiah
- Mengacu pada teori : Karya ilmiah menggunakan teori sebagai landasan berpikir dalam pembahasan masalah.
- Lugas : Karya ilmiah tidak emosional, bermakna tunggal, dan tidak menimbulkan interpretasi lain.
- Logis : Karya ilmiah disusun berdasarkan urutan yang konsisten.
- Efektif : Karya ilmiah ringkas dan padat.
- Efisien : Karya ilmiah hanya menggunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
- Objektif : Karya ilmiah berdasarkan fakta dan tidak memiliki kecondongan subjektifitas.
- Sistematis : Karya ilmiah disusun secara sistematis, baik penulisan maupun pembahasan, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku.
- Bahasa ilmiah : Karya ilmiah ditulis dengan bahasa ilmiah, kosakata yang dipilih cenderung spesifik, bergaya formal, dan objektif.
- Terurut dan tertib : Penyajian maupun pembahasan dalam karya ilmiah dilakukan secara rutin, teratur, kronologis, terurut, dan tertib.
E. Konsep Berpikir Ilmiah
    Berpikir ilmiah merupakan proses yang sistematis untuk menemukan kenyataan dan ide yang belum diketahui sebelumnya. Proses ini melibatkan serangkaian uji kebenaran, seperti pengamatan, perenungan, pembandingan, pengujian, penarikan keputusan, hingga menyimpulkan.
    Konsep berpikir ilmiah adalah pola pikir yang menggunakan metode tertentu untuk menemukan fakta dan ide baru secara teratur dan cermat. Berpikir ilmiah merupakan proses untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang menghasilkan pengetahuan ilmiah yang rasional dan teruji secara empiris.
    Berikut beberapa ciri-ciri berpikir ilmiah :
- Bersifat radikal, sistematis, dan rasional
- Berdasarkan logika deduktif dan induktif
- Menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan
- Berlandaskan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan
    Langkah-langkah berpikir ilmiah :
- Observasi
- Menyusun pertanyaan atau hipotesis
- Penelitian dan pengumpulan data
- Eksperimen
- Analisis data
- Menarik kesimpulan
- Publikasi dan komunikasi
    Tujuan berpikir ilmiah adalah untuk memperoleh pengetahuan yang benar dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Berpikir ilmiah juga dapat membantu manusia mengembangkan keterampilan kritis dan analitis, serta meningkatkan kreativitas.
    Modal utama dalam konsep karya ilmiah adalah "berfikir kritis", salah satu berfikir kritis adalah mengetahui sebuah fakta. Setelah kita menemukan faktanya kita harus mengidentifikasi masalah dan motifnya dari laatr belakang dari masalah tersebut, lalu kemudian menemukan isu yang perlu dikaji.
- Fakta => Teori Korespondensi
- Masalah => Logika
- Solusi => Pragmatis
    Cara menganalisis suatu masalah atau peristiwa dapat menggunakan 5W+1H yaitu :Â
- What   : Apa yang terjadi?
- Who    : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
- Where  : Dimana peristiwa itu terjadi?
- Why    : Mengapa hal itu terjadi?
- How    : Bagaimana peristiwa itu terjadi?
 F. Cara mendapatkan ideÂ
    Untuk menemukan ide karya ilmiah, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut :
- Membaca: Baca buku, jurnal ilmiah, dan karya penelitian yang sejenis.
- Mengamati: Perhatikan lingkungan sekitar dan amati fenomena yang tidak lazim.
- Berdiskusi: Konsultasi dengan teman, dosen, atau maha guru penelitian.
- Mencari referensi: Menonton/Mendengarkan Podcast, perpustakaan untuk mencari referensi.
- Mencari informasi: Cari tahu apa yang sedang trending/viral, Buka Google Trends, Update berita dan cari informasi call for paper.
- Memilih topik yang sesuai keahlian: Tulis apa yang disukai, Menulis keresahan hati, Pilih topik yang dikuasai dengan baik agar mudah dikembangkan.
- Membangun konsep: Tanamkan dalam diri bahwa tidak ada ide yang salah.
- Memiliki niat dan tekad: Buat niat dan tekad yang kuat untuk membuat karya ilmiah.
- Terbuka menerima saran: Selalu terbuka menerima pengajuan atau saran orang lain.
   Adapun yang harus dikatahui tentang mengenai pola pikir manusia terbagi menjadi 2 yaitu :
- Induktif adalah pola pikir pengambilan ide dari pengalaman data yang spesifik dan khusus kemudian menuju kesimpulan yang bersifat umum
- Deduktif adalah pola pikir pengambilan ide dari kesimpulan umum untuk manjadi sesuatu yang bersifat khusus.
G. Cara menuangkan ide dalam Karya Ilmiah
   Ide karya ilmiah dapat dituangkan dalam berbagai cara, seperti :
    1) Deskripsi : Menggambarkan objek seolah pembaca dapat merasakannya
   2) Narasi : Rangkaian peristiwa yang logis dan sistematis
   3) Eksposisi : Penjelasan informasi secara rinci dan jelas
   4) Argumentasi : Pendapat penulis untuk meyakinkan pembaca
   5) Persuasi : Imbauan atau ajakan didukung fakta untuk mempengaruhi pembaca
H. Cara Membuat Judul Artikel
- Tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjangÂ
- Hindari pengulangan kata
- Posisikan sebagai pembaca, kata apa yang biasanya digunakan untuk mencari sesuatu yang berhubungan dengan isi artikelÂ
- Banyak baca untuk mendapatkan inspirasi/referensi
I. Cara Mencari Sumber Acuan
  Bahan Tulisan => Bahan Pustaka => Bahan Non-Pustaka
J. Cara Membuat Outline
Outline => Outline Paragraf => Outline Topik
K. Cara Membuat Alinea/Paragraf
- Diawali dengan pokok pikiran/gagasan utamaÂ
- Pokok pikiran didukung oleh kalimat subordinatÂ
- Kalimat ketiga dapat mengomentari atau memberi keterangan lebih lanjut dari kalimat kedua
 L. Cara Merevisi Artikel Populer
Jangan langsung melakukan publikasi, tetapi penulis harus memastikan bahwa tidak ada kesalahan. Proses ini disebut tahapan Revisi.
Proses Revisi => Memerhatikan makna suatu teks yang mungkin akan dirubah => Memerhatikan konteks umum yang mungkin tidak mengandung makna
M. Cara Menyunting Artikel Populer
Tahap selanjutnya adalah melakukan proses Penyuntingan. Pada tahapan ini, penulis memeriksa kembali keseluruhan teks agar tidak terjadi kesalahan penulisan.Â
Penyuntingan  => Ejaan => Tata bahasa => Kebenaran fakta => Legalitas => Konsistensi => Gaya Penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H