Sementara itu sistem meriam pertahanan jarak dekat fregat kelas PPA kalah dengan sistem yang dimiliki fregat China dan Vietnam karena kualitasnya yang lebih unggul karena peruntukannya sebagai meriam Close-In Weapons System (CIWS) yang dirancang untuk mencegat rudal anti kapal musuh sebelum mempenetrasi kapal dengan kecepatan tembak yang besar dibandingkan meriam biasa.Â
Sementara merian yang dimiliki kelas PPA merupakan meriam jarak dekat yang diutamakan untuk menyerang kapal dan pesawat dalam jarak dekat. Hal ini membuat meriam jarak dekat milik Kelas PPA tidak dapat melakukan pertahanan diri dari serangan rudal dengan optimal sehingga peran tersebut dilakukan oleh meriam Oto Melara 76 mm/62 Strales Sovraponte yang memiliki proyektil DART untuk melakukan hal tersebut (Army Recognition, 2012; Uppal, 2022).
Melihat kondisi tersebut, Penulis menilai bahwa sebaiknya untuk meningkatkan kemampuan bela dirinya dari rudal musuh maka fregat kelas PPA sebaiknya diberikan meriam CIWS karena peruntukkan dan kemampuannya yang lebih optimal untuk menghadapi rudal anti kapal musuh. Kekurangan dari pemberian CIWS yaitu kemungkinan akan melepas meriam Oto Melara 76 mm/62 Strales Sovraponte karena keterbatasan letak akibat rancangan kapal yang tidak mendukung penambahan CIWS sehingga dapat mengurangi daya tembak kelas PPA.
Dalam tabel tersebut kita dapat melihat bahwa kualitas sistem anti kapal selam fregat kelas PPA mampu menyamai kemampuan fregat China dan Vietnam. Hal ini bisa terjadi karena jarak torpedonya yang tidak jauh berbeda.
Namun yang menjadi kelemahan kelas PPA yaitu kemampuan sistem roket anti kapal selam fregat China kelas Type 054A yang mampu melakukan serangan terhadap kapal selam dalam jarak yang lebih jauh sehingga dapat membahayakan kapal selam TNI-AL. Seperti kelemahan kelas PPA yang sebelumnya telah diungkapkan, kuantitas fregat China dan Vietnam yang mengungguli kelas PPA bisa menjadi momok potensial karena dua kapal kelas PPA yang berkualitas lebih tinggi belum tentu dapat menyaingi jumlah fregat China dan Vietnam karena operasionalnya yang semakin berat dan kompleks sehingga perlu adanya penambahan jumlah kapal bagi fregat kelas PPA atau jenis kapal yang lebih canggih.
Dari komparasi tersebut, kapal fregat kelas PPA adalah kapal perang TNI-AL masa depan yang memiliki daya gentar yang sangat besar dan paling diperhitungkan untuk dikerahkan ke wilayah Laut China Selatan. Hal ini bisa terjadi karena dimensi kapal yang besar dan muatan persenjataan dan sistem peperangan yang canggih sehingga mampu melakukan misi pertempuran dan/atau penegakkan keamanan laut yang kompleks namun dipercaya dapat dilakukan secara efektif sehingga lawan potensial Indonesia di palagan Laut China Selatan tidak akan langsung melakukan tindakan penyerangan atau pengerogotan ke dalam perairan Indonesia dengan gegabah karena terdapat penyeimbang kekuatan terhadap lawan Indonesia.Â
Namun kelemahan dari kelas PPA yaitu jumlah kapal yang hanya dua kapal sehingga nantinya di masa mendatang perlu adanya penambahan jumlah kapal kelas PPA dan/atau dengan jenis kapal yang lebih berbobot dan canggih untuk mecakup keseluruhan wilayah perairan Indonesia yang berbatasan dengan Laut China Selatan.
Kesimpulan
Simpulan
Indonesia sebagai negara kepulauan besar yang terletak di wilayah perairan internasional yang strategis seperti Laut China Selatan memerlukan adanya armada kapal perang yang berkualitas dan berkuantitas tinggi karena ancaman potensialnya tidak dapat dipandang sebelah mata. Pembelian kapal fregat-patroli kelas PPA adalah sebuah solusi kebutuhan kapal perang yang sangat dibutuhkan bagi Indonesia.