Menurut analisis gerakan masyarakat sipil, kemungkinan besar dana Tapera akan digunakan untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Proyek Strategis Nasional, dan proyek tambahan. Selain itu, diyakini bahwa Program Tapera akan menjadi sumber dana untuk membayar utang negara. Sebagian besar dana Tapera berada di Surat Utang Korporasi (47 persen) dan Surat Berharga Negara (45 persen), dengan giro dan perbankan yang tersisa.Â
Sebagai pengelola APBN, pemerintah dapat dengan mudah menerbitkan SBN yang dibeli oleh BP Tapera. Namun, kenaikan BI rate membuat deposito lebih menguntungkan daripada SBN, dan jika bunga SBN harus dinaikkan untuk menarik investasi, itu bisa meningkatkan beban utang pemerintah. Sebagai program pemerintah, Tapera memiliki banyak potensi, termasuk membangun IKN dan memberikan makan siang gratis di masa depan.
GEBRAK, aliansi buruh, dan mahasiswa menegaskan bahwa Tapera hanyalah alat baru untuk mengambil uang rakyat untuk kepentingan elit. Mereka bersatu untuk menentang, menuntut kebijakan yang menguntungkan rakyat kecil daripada kekayaan korporasi dan penguasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H