Dalam aksi 6 Juni, para buruh juga akan menuntut penghapusan sistem outsourcing dan penolakan upah murah. Sistem outsourcing yang tidak memberikan kepastian kerja dan upah yang layak, telah menempatkan buruh dalam kondisi yang semakin sulit. Hidup mereka seperti terombang-ambing dalam ketidakpastian yang terus menghantui.
Harapan Buruh Selepas Aksi
Aksi unjuk rasa ini merupakan bentuk protes dari para buruh terhadap berbagai kebijakan yang mereka anggap merugikan dan tidak adil. Dari kebijakan Tapera, tingginya biaya UKT, hingga penolakan terhadap UU Cipta Kerja dan sistem outsourcing, semua isu ini mencerminkan perjuangan buruh untuk mendapatkan hak-hak yang layak dan kehidupan yang lebih baik.
Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menegaskan bahwa aksi ini adalah bentuk nyata dari perjuangan buruh untuk menolak segala bentuk ketidakadilan dan eksploitasi. Ia berharap pemerintah dapat mendengar dan mempertimbangkan tuntutan para buruh untuk menciptakan kebijakan yang lebih adil dan berpihak pada kesejahteraan rakyat.
Dengan berbagai isu yang diangkat dalam aksi ini, diharapkan perhatian masyarakat dan pemerintah dapat terfokus pada perbaikan kesejahteraan buruh dan peningkatan kualitas hidup mereka. Mari kita dukung perjuangan buruh untuk keadilan dan kesejahteraan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H