Keesokan harinya, kegiatan pada pagi hari dimulai dengan bangun dan menyiapkan sarapan oleh peserta yang dijadwalkan masak pada hari itu. Peserta yang lainnya mempersiapkan diri untuk shalat subuh berjamaah. Setelah shalat subuh berjamaah dilaksanakan dan tadarus bersama, kami sarapan, mandi, dan bersiap untuk mengenali lingkungan desa dimulai dengan melihat-lihat rumah warga dan bercengkrama dengan beberapa warga sekitar.Â
Hari pertama kami disuguhi oleh pemandangan rintik hujan. Cukup sulit apalagi untuk kami yang belum terbiasa dengan jalanannya. Ketika perjalanan menuju sekolah, beberapa kali salah satu dari kami terpeleset. Jalanan yang kami lewati sangat menantang bagi kami untuk kami para pendatang, tangan satu memegang payung dan tangan satu lagi mengangkat rok agar tidak terkena cipratan air. Kami memutuskan untuk singgah di salah satu warung warga yang pada saat itu belum buka. Warung tersebut berupa gubuk yang di luarnya terdapat teras untuk kami bisa meneduh.Â
Rintik hujan kian reda, kami melanjutkan perjalanan ke SDN 3 Nayagati. Rencana awal, kami ingin menemui penjaga sekolah, guru, dan pemuka agama. Namun, karena ada satu lain hal sehingga kami merubah ke rencana lain. Jadi, kami hanya melihat-lihat kondisi sekolah.Â
Udara di SDN 3 Nayagati pada pagi hari sangat asri dan sejuk, di bagian depan sekolah terdapat gerbang kecil yang kondisinya sudah mulai rusak, serta lapangan yang biasanya digunakan untuk olahraga ataupun upacara terdapat banyak sekali rumput liar serta lubang yang kini ditutupi dengan batu, di sekolah ini juga terdiri dari 6 ruangan kelas dan satu ruangan guru, masing-masing kelas terdapat beberapa kekurangan, seperti papan tulis yang mulai rusak, keramik yang pecah, serta atap kelas yang berlubang. Tetapi ada juga kelebihan di setiap masing-masing kelas, yaitu mereka menghias kelas mereka dengan kertas origami ataupun tempelan hasil karya mereka dan setiap kelas juga terdapat pojok membaca, yang setiap pagi sebelum melakukan kegiatan belajar mereka melakukan kegiatan literasi.
Sedangkan di ruangan guru juga terdapat ruang kepala sekolah, perpustakaan, dapur dan sebuah tempat yang terdapat sofa untuk menerima tamu, di bagian belakang sekolah juga terdapat kantin yang penjualnya juga merupakan warga sekitar.
Pada hari berikutnya, tepat tanggal 6 Februari 2022. Kami berangkat ke sekolah tepat pukul 07.00 dan saat perjalanan ke sekolah pun penuh tantangan karena jalanan yang licin dan juga penuh bebatuan. Saat ditengah perjalanan kami bertemu oleh siswa dan siswi dan memutuskan untuk berjalan bersama-sama menuju sekolah. Sesampainya kami disana, sekolah masih sepi sekali.Â
Kami menunggu di saung sekolah, sampai salah satu guru datang yaitu Bu Uun yang merupakan wali kelas 2. Tepat pada pukul 08.00 bel sekolah dibunyikan dan beberapa guru juga mulai datang. Kami memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan kami berada disana, menjelaskan beberapa rencana atau acara yang akan kami adakan di SDN 3 Nayagati, dan bertanya perihal silabus kelas ke masing-masing wali kelas.Â
Pada hari pertama kami dipersilahkan untuk memasuki kelas masing-masing dan memulai perkenalan dengan para murid. Kesan pertama mereka melihat kami sangat antusias, beberapa anak masih malu menunjukan jati dirinya, dan beberapa yang lainnya menunjukan ketertarikan kepada kami. Kami memulai perkenalan sembari diselingi dengan ice breaking yang telah kami tentukan jauh-jauh hari.Â
Kami juga menanyakan beberapa pertanyaan seputar pembelajaran yang telah dilakukan kepada mereka. Setelah selesai sesi perkenalan dan pertanyaan kami kembali ke ruang guru untuk membahas lebih lanjut dengan kepala sekolah.
Pada hari-hari berikutnya, kami baru diperbolehkan untuk mengajar anak-anak disesuaikan dengan silabus sekolah dan silabus Uhamka Menyala yang telah kami rancang dari jauh hari. Ada hal yang cukup menarik yaitu pada sesi olahraga antara kelas atas dan kelas bawah dibedakan harinya. Kelas 1 dan 2 sesi olahraga diadakan pada hari selasa, sedangkan kelas 3-4 diadakan pada hari sabtu.Â