Air danau yang tenang tak seperti hati yang bergejolak. Setiap insan punya rasa kasih tetapi tak selalu sepasang insan sebagai sepasang kekasih.Â
Senja mulai membayang dalam diam.
"Abang sehat-sehat dulu ya," Nana berusaha membesarkan hati Dodi.
Di bibir senja, Nana beranjak meninggalkan Dodi yang tersenyum dengan lambaian tangan yang lemah, tersenyum dengan mata menyimpan linang.
Sejak itu, mereka tak saling berkabar. Sepucuk undangan dari Dodi mengabarkan akan menikah. Nana menangis, tanpa tahu apa yang ditangisi.
Empat bulan kemudian tersiar kabar, Dodi meninggal dunia dengan meninggalkan istrinya yang hamil 4 bulan. Nana kembali menangis.
Walau engkau tak pernah menjadi kekasihku, engkau tetap terkasih. Selamat jalan, air mata terberai kala kenangan terbersit hinggap di jiwa.
Seperti saat ini, Nana tegak kembali di pinggir danau kenangan, meracik dua cangkir kopi. Bersulang, meneguk hangat cangkir kopinya dan sementara cangkir yang lain diam mendingin.
Andaikan, usah berandai-andai. Karena hidup ini bukan perumpamaan. Kita akan menuju bibir senja, tenggelam dalam malam, kadang bersua dengan sang pagi kadang tak.Â
"Aku akan selalu menjadi embunmu," Nana berujar pada sesosok bayang yang membayang di permukaan danau.Â
FS, 01 September 2023