Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Cerita Merdeka dari Nenek

31 Juli 2023   15:43 Diperbarui: 31 Juli 2023   15:48 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup di zaman penjajahan itu tidak enak, tidak memiliki kemerdekaan dan semua bukan menjadi hak milik bangsa kita tapi milik bangsa penjajah. Kita seperti menumpang di negeri sendiri.

"Kalau menurut Tino, enak dijajah Belanda atau Jepang?" tanyaku.
"Tidak enak dua-duanya, bangsa manakah yang mau dijajah?" ujar Tino.

Tino lanjut bercerita, kalau zaman Belanda hasil bumi dirampas, kalaupun dibeli dengan harga yang murah dan hasilnya diperuntukkan untuk negeri Belanda. 

Namun Jepang lain lagi, hasil bumi dirampas kemudian dibuang ke laut agar penduduk pribumi kelaparan. Kadang kita harus makan singkong karena tidak punya beras lagi. Duh benar-benar tidak bisa dibayangkan kondisi ketika zaman penjajahan.

"Negeri kita dianugerahi dengan kekayaan alam dan bangsa penjajah mengambilnya untuk kemajuan negeri mereka," suara Tino bergetar.

Penduduk pribumi di zaman penjajahan Belanda, diwajibkan kerja paksa atau kerja rodi untuk membuat jalan, jembatan, pelabuhan, benteng pertahanan dan bekerja di perkebunan, semua ini tentu saja untuk keuntungan penjajah. 

Penduduk pribumi tidak menerima upah, kalaupun ada upah sangat kecil dan dikorupsi. Dalam pelaksanaan kerja rodi, pekerja mengalami kekerasan dan kadang juga mengalami kelaparan.

"Apakah ada saudara kita yang meninggal dunia, No?" tanyaku.
"Saudara laki-laki Tino ada yang masih bujang tapi sudah ikut kerja rodi dan meninggal dunia," suara Tino lirih.

Di zaman penjajahan Jepang, juga ada kerja paksa yang disebut romusha. Sama halnya dengan kerja rodi, penduduk pribumi mengalami kelaparan, penyiksaan, sakit dan banyak yang meninggal dunia.

Tino juga berkisah, bahwa para gadis disembunyikan jauh di ladang-ladang agar tidak dibawa penjajah. Setiap kaum penjajah akan masuk kampung, kaum laki-laki dan perempuan akan mengungsi jauh ke hutan atau ladang-ladang yang jauh dari pemukiman.

"Bagaimana cara kita mengusir penjajah dari negeri kita?" tanyaku dengan semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun