Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepotong Cerita Merdeka dari Nenek

31 Juli 2023   15:43 Diperbarui: 31 Juli 2023   15:48 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa kita berjuang bersama-sama dengan persenjataan yang sederhana melawan penjajah dengan persenjataan modern. 

Dengan hanya bersenjatakan bambu runcing, keris dan pedang. Bambu runcing walau sederhana, tapi menakutkan bagi penjajah. Bambu runcing adalah senjata hening yang mematikan. 

Dengan perang gerilya, bersembunyi di hutan-hutan dan kemudian menyerang berusaha mengusir penjajah.

Kita harus menghargai jasa pahlawan yang telah membebaskan kita hingga memperoleh kemerdekaan. Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan dengan darah, air mata, jiwa dan raga segenap rakyat Indonesia.

"Kalian, generasi muda harus belajar dengan sungguh-sungguh supaya berguna bagi bangsa kita dan begitulah cara kalian menghargai jasa pahlawan," tutur Tino.

"Perjuangan yang tak mudah dan banyak pahlawan yang berguguran," suara Tino tersendat.

Tino kemudian merebahkan diri dan mulai bersenandung kecil, lagu Kimigayo. Beliau sedang mengenang masa-masa yang sangat sulit di waktu lampau.

Kimigayo wa
Chiyo ni, yachiyo ni

Semoga kekuasaan Yang Mulia
Berlanjut selama seribu, delapan ribu generasi

Air matanya mengalir di sudut mata dan jatuh perlahan. Aku menyeka air matanya dan mencoba menjenguk masa lampau dalam khayal yang menakutkan.

Zaman telah bertukar, zaman dalam kemerdekaan. Banyak hal yang bisa anak-anak, remaja dan kita semua lakukan dalam mengisi kemerdekaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun