Untuk menghilangkan racun, biasanya biji kepayang direbus selama 1 jam kemudian dikubur dalam abu dan tanah  selama 50 hari. Proses pemeraman ini membuat daging biji kepayang berubah warna menjadi hitam dan kadar racun turun dan hanya tersisa 1%.Â
Jika telah mengalami proses pemeraman, daging biji kepayang  atau kluwek  siap dimakan atau dibuat bumbu. Biasanya bumbu untuk masakan rawon atau coto makasar yang berkuah hitam.Â
Di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, 23 kelompok tani hutan binaan KPH (Kesatuan Pengelola Hutan) Limau Unit VII Hulu Sarolangun, mengolah  buah kepayang untuk dijadikan minyak kepayang.Â
Permintaan pasar terhadap minyak kepayang cukup besar bahkan juga dari luar negeri.Â
Masyarakat Sarolangun sejak zaman dulu sudah membuat minyak kepayang sebagai pengganti minyak goreng dari kelapa sawit yang sulit didapatkan.Â
Namun saat ini KPH Limau Sarolangun membina, membimbing, mengarahkan dan mendampingi kelompok tani hutan dalam pembuatan minyak kepayang.
Minyak kepayang selain bermanfaat sebagai minyak goreng juga menjadi minyak kesehatan. Bisa juga digunakan untuk obat sakit gigi.
Minyak kepayang juga digunakan untuk produk turunan seperti sabun kecantikan, body lotion, lipstik, minyak urut, dan minyak aroma terapi.
Bagaimana proses pembuatan minyak kepayang ini? Yuk simak prosesnya berikut ini.