Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hindari Penggunaan Styrofoam Sebagai Wadah Makanan

15 Mei 2022   14:04 Diperbarui: 15 Mei 2022   19:57 1767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: www.piqsels.com

Jika zaman dulu kita membeli makanan dan jika ingin dibungkus untuk dibawa pulang, maka pembungkus makanan biasanya daun pisang. Seperti nasi bungkus, gado-gado, sate, dan juga kebanyakan kue-kue berbungkus daun pisang. Penggunaan daun pisang membuat makanan wangi dan higienis tentunya. Tapi saat ini plastik dan styrofoam lebih banyak digunakan untuk wadah/kemasan makananan.

Penggunaan wadah makanan dari styrofoam juga menyasar pasar-pasar tradisional yang menjual makanan tradisional, dengan alasan styrofoam mudah didapat, banyak yang menjual, berbeda dengan menggunakan daun pisang yang semakin sulit didapat dan mahal jika dibeli.

Wadah makanan dari bahan styrofoam bisa berupa cangkir sekali pakai, kotak makanan. Terutama restoran cepat saji, umumnya menggunakan wadah makanan dan minuman dari styrofoam.  Coba lihat di tong sampah restoran cepat saji, sampah styrofoam menumpuk dan menjadi harta karun abadi untuk bumi.

Daun pisang sebagai pembungkus makanan yang sehat/Sumber foto: www.boombastis.com
Daun pisang sebagai pembungkus makanan yang sehat/Sumber foto: www.boombastis.com

Mengapa dikatakan harta karun abadi untuk bumi?

Karena styrofoam merupakan sampah permanen, tidak akan terurai di bumi. Ketika kita membuang sebuah cangkir styrofoam di halaman rumah puluhan tahun yang lalu dan seorang anak dari keluarga kita akan menemukan kembali pecahan cangkir styrofoam tersebut.

Sumber foto: www.piqsels.com
Sumber foto: www.piqsels.com

Dengan penggunaan styrofoam ini, bumi menyimpan beban sampah yang tidak berkurang, menumpuk kian hari. Sifatnya yang ringan dan mudah diterbangkan angin berubah wujud "ikan-ikan styrofoam" yang mengambang di sungai dan di laut, dan menjadi pencemaran sumber daya air.

sumber foto: www.piqsels.com
sumber foto: www.piqsels.com

Styrofoam sangat berbahaya bagi hewan penghuni laut, ketika mereka memakan styrofoam yang mengambang dan seperti makanan bagi mereka, maka kematianlah bagi mereka. Keberadaan styrofoam di laut ini merusak ekosistem dan biota laut.

Penggunaan styrofoam bagi manusia sangat berbahaya. Styrofoam terbuat dari bahan kimia dan jika makanan/minuman panas dituangkan ke dalam styrofoam akan menyebabkan makanan/minuman tersebut terkotaminasi zat berbahaya dalam styrofoam yaitu polystyrene. Zat kimia polystyrene bersifat karsinogen pada manusia yaitu zat yang dapat menyebabkan kanker. Zat kimia tersebut lalu masuk ke sel-sel darah dan merusak sum-sum tulang belakang.

Lalu apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah permanen styrofoam ini?

Hindari penggunaan styrofoam! Busa plastik ini dibuat dengan bahan kimia yang membuat lubang ozon lebih besar dan suhu bumi menjadi lebih panas. Styrofoam terbuat dari gas dan polyester dengan menggunakan agen blowing seperti CFC (freon) yang dapat merusak lapisan ozon bumi. 

Sumber foto: www.klikdokter.com
Sumber foto: www.klikdokter.com

Jika kita makan di restoran cepat saji, mintalah cangkir atau piring berbahan kertas. Nah jika mereka tidak menyediakannya, bagaimana? Tentu kita harus berani menjelaskan bahaya styrofoam dan salah satu daya tarik dari sebuah restoran adalah menyediakan makanan serta kemasan yang sehat.

Jika kita ingin membawa makanan sebagai bekal ke kantor atau bekal anak-anak ke sekolah, sebaiknya membawa sendiri wadah bekal dari rumah, membawa tumbler/botol air minum sendiri serta peralatan makan seperti sendok/garpu bahkan sedotan sendiri. Begitu juga ketika pergi piknik.

Dibalik penggunaan styrofoam yang praktis, ketika selesai digunakan tinggal dibuang, mempunyai pengaruh buruk terhadap si pemakai dan juga bagi lingkungan. Berbahaya bagi kesehatan dan menjadi sampah permanen bagi lingkungan. Mari kita hindari penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan, dengan hal sederhana ini kita tidak membebani dan menyakiti bumi dengan tumpukan sampah permanen ini. 

Salam lestari.

Fatmi Sunarya, 15 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun