Di Kelurahan Sungai Penuh, masih terdapat beberapa Umoh Laheik di tengah himpitan kiri kanan rumah beton. Beberapa rumah ini ada yang sudah mengalami banyak perubahan dan juga ada yang masih asli.Â
Salah satunya ada sebuah rumah yang terletak di Larik Rio Jayo, dipertahankan bentuk keasliannya oleh adat. Penulis berkesempatan untuk melihat bagian-bagian rumah tersebut.
Umoh Laheik berbahan kayu baik dinding dan lantai tapi pada zaman dahulu ada juga lantai dan dinding rumah berbahan pelupuh (bambu yang dipupuh). Â
Umoh Laheik yang merupakan rumah panggung ini biasanya terbagi tiga bagian/tiga tingkat. Bagian bawah disebut "umou" biasanya untuk menyimpan perkakas pertanian, bisa juga menjadi kandang ternak  seperti ayam, kambing, bahkan sapi.Â
Namun saat ini untuk menjadi kandang ternak sudah jarang dilakukan karena tidak sehat bagi penghuni rumah.Â
Bagian tengah untuk didiami penghuni rumah yang terdiri dari bilik untuk ruang tidur keluarga, ruang depan, ruang belakang dan dapur. Juga ada selasar/serambi yang terhubung dengan tangga yang terletak di luar rumah.Â
Bagian atas tempat menyimpan barang-barang, kalau "umoh gdea" atau rumah gedang (rumah milik bersama) biasanya menyimpan benda-benda pusaka.
Tiang Rumah
Jumlah tiang pada Umoh Laheik biasanya berjumlah 12 buah dengan diameter 25-50 cm dan mempunyai bentuk segi delapan yang memiliki makna delapan pasak negeri.