Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menyerap Karbon dengan Pohon Trembesi, Pohon yang Baik untuk Lingkungan

25 Maret 2022   15:49 Diperbarui: 25 Maret 2022   20:47 2597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto https://www.ciriciripohon.com/2020/01/ciri-ciri-pohon-trembesi-di-alam-liar.html

"Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu. Waktu terbaik kedua adalah sekarang." 

Apa jadinya jika di bumi tidak ada pohon? Yang jelas adalah bumi kekurangan oksigen. Dalam setahun, sebatang pohon rimbun menghasilkan oksigen sebanyak 10 orang yang bernafas.  

Oksigen membentuk 21 persen dari atmosfer bumi, setengah diproduksi dari hasil fotosintesis pohon dan tanaman lain di darat serta setengah lagi diproduksi di lautan oleh organisme laut mikroskopis, fitoplankton.

Selain kekurangan oksigen, tanpa adanya pohon maka udara bumi akan panas, udara juga berbahaya karena tanpa pohon sebagai filter serta mengalami bencana alam seperti banjir, erosi. Sebab tidak ada pohon yang mengikat tanah. 

Setiap hari pohon-pohon menghilang dari bumi, menghilang dari hutan-hutan akibat deforestasi, penebangan liar dan hal ini berdampak pada perubahan iklim dunia, berdampak pula pada kehidupan. 

Kenaikan  suhu bumi menyebabkan naiknya temperatur bumi sehingga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian dan ekosistem wilayah pesisir. 

Hal yang sangat penting, sangat sederhana dan mudah kita lakukan adalah kembali menanam pohon. Terutama penanaman pohon yang mampu menyerap banyak emisi pada wilayah yang menghasilkan emisi tinggi. 

Emisi atau gas buang merupakan hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, gas alam dan minyak yang didispersikan ke udara dan merupakan penyumbang utama pencemaran udara yang berpengaruh pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Pohon trembesi pohon peneduh, sumber https://rimbakita.com/pohon-trembesi/
Pohon trembesi pohon peneduh, sumber https://rimbakita.com/pohon-trembesi/

Pohon yang mempunyai kemampuan tinggi menyerap karbon dan mengurangi emisi adalah pohon trembesi atau Samanea Saman (Rain Tree) . 

Pohon trembesi dikenal sebagai pohon hujan karena air menetes dari tajuk-tajuk pohonnya, pohon ini sangat baik dan bermanfaat untuk lingkungan.  

Siklus karbon yakni tumbuhan menyerap karbon untuk berfotosintesis membentuk oksigen, nah dengan kemampuan tinggi pohon trembesi menyerap karbon tentu menghasilkan oksigen yang banyak.

Daun trembesi menyerap oksigen secara maksimal sehingga memperbaiki kualitas udara. Sementara akar trembesi mampu menyerap air tanah sehingga cadangan air tanah tersedia. Pohon trembesi yang rimbun bisa melindungi kita dari sinar matahari atau menjadi pohon peneduh.

Daun trembesi, sumber foto https://artikel.rumah123.com/mengenal-pohon-trembesi-pohon-kuat-yang-dapat-tumbuh-lebat-secara-cepat-65434
Daun trembesi, sumber foto https://artikel.rumah123.com/mengenal-pohon-trembesi-pohon-kuat-yang-dapat-tumbuh-lebat-secara-cepat-65434

Ternyata bagian-bagian dari pohon trembesi juga bermanfaat seperti kayu trembesi bisa dijadikan bahan bangunan, biji trembesi bisa dijadikan makanan ringan. Cemilan dari biji trembesi yang dinamakan godril yakni biji trembesi yang digoreng/disangrai menjadi cemilan saat nonton wayang pada zaman dulu. 

Biji trembesi juga bermanfaat sebagai obat pencuci perut. Sementara daun trembesi bisa mengobati penyakit kulit/gatal-gatal.

Biji trembesi setelah disangrai, sumber http://tremes.desa.id/godril-camilan-tradisional-dari-biji-pohon-trembesi/
Biji trembesi setelah disangrai, sumber http://tremes.desa.id/godril-camilan-tradisional-dari-biji-pohon-trembesi/

Menurut penelitian dari mahasiswa Universitas Bojonegoro yang dimuat dalam Jurnal Universitas Diponegoro tahun 2021 mencatat bahwa satu pohon trembesi dengan umur 6-17 tahun memiliki pertumbuhan tahunan biomassa 3,2 ton atau diperkirakan menyerap 1,5 ton karbon setiap tahun. 

Penanaman 10 juta trembesi berpotensi menambah simpanan 15 megaton karbon per tahun, atau setara dengan emisi lebih dari 6,8 juta penduduk Indonesia pada 2018 akibat penggunaan energi fosil.

Pohon trembesi yang merupakan spesies pohon dalam keluarga Fabaceae adalah tanaman asli Amerika Tengah dan Amerika Selatan. 

Ciri pohon trembesi ini sangat mudah dikenali dari karakteristik dahan pohonnya yang akan membentuk seperti bentuk payung dan ketinggiannya bisa mencapai 30-40 m.

Pohon trembesi sangat mudah dibudidayakan, hanya untuk menanam pohon trembesi dibutuhkan lahan yang cukup memadai agar pohon trembesi tumbuh dengan baik. 

Pohon trembesi biasa ditanam di taman atau di ruang publik lainnya. Dan bisa juga di pekarangan rumah yang mempunyai area yang luas.  

Cara pembibitan pohon trembesi dengan menggunakan biji trembesi, rendam biji trembesi dalam air kemudian keringkan. Kemudian rendam kembali dalam air hangat selama 24 jam untuk membantu perkecambahan biji. 

Pengelupasan biji akan tampak 3-5 hari setelah perlakuan dengan menyimpannya dalam tempat teduh dengan pemberian air yang konstan untuk membantu pertumbuhan biji. Setelah perkecambahan maka biji siap ditanam.

Gerakan menanam pohon walaupun dalam skala kecil, seperti di lingkungan sendiri sangatlah penting demi menjaga dan merawat bumi serta menghadapi perubahan iklim dunia saat ini. 

Kita tidak ingin bencana alam seperti banjir bandang, tanah longsor dan cuaca ekstrem yang sering terjadi akhir-akhir ini menimpa kita bukan?

Salam lestari.

Sumber 1, 2

Fatmi Sunarya, 25 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun