6. Sampah-sampah organik sekitar 3-6 bulan sudah bisa bisa digunakan menjadi pupuk organik
Teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB) ini dicetuskan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata dari IPB tahun 2007. Berkat teknologi LRB ini, beliau mendapat penghargaan sebagai Inovator Teknologi Lubang Resapan Biopori tahun 2007 dari Walikota Bogor, penghargaan sebagai Motivator Penerapan Teknik Lubang Resapan Biopori di Provinsi DKI Jakarta dari Gubernur DKI Jakarta tahun 2008, penghargaan Satyalancana Karya Satya 30 Tahun dari Presiden RI tahun 2009, penghargaan Inspirasi Indonesia dari Direktur Utama SCTV tahun 2010 serta memperoleh penghargaan Kalpataru tahun 2015. Wah, dari teknologi sederhana ini menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat untuk lingkungan hidup.
Lubang biopori ini bisa kita buat di sekitar rumah kita, dengan empat manfaat pokok yakni :
1. Mencegah banjir, semakin banyak lubang biopori maka air meresap cepat ke dalam tanah dan bisa mencegah genangan air maupun banjir. Karena semakin hari daerah resapan air semakin berkurang karena bangunan beton
2. Mengurangi sampah organik yang menjadi masalah bagi lingkungan
3. Sampah organik 3-6 bulan akan diurai oleh cacing yang masuk ke dalam biopori, sampah organik menjadi pupuk organik
4. Cacing bisa membuat ruang lebih besar di sekitar biopori, sehingga tanah yang mempunyai biopori bisa menyimpan cadangan air
Lubang biopori ini juga aman untuk lingkungan karena ditutup dengan baik dan juga bisa ditempatkan di mana saja di sekitar lingkungan kita. Manfaat lubang biopori ini sangat terasa jika musim hujan karena mempercepat resapan air dan menyimpan cadangan air dalam tanah.
Dengan cara yang sederhana ini kita telah bertanggung jawab terhadap lingkungan, mencegah banjir juga mengurangi sampah organik. Mari kita coba mengaplikasikannya di lingkungan masing-masing.Â