Olahan kopi pasca panen yang dilakukan menghasilkan green bean (biji kopi) Â yang berkualitas. Petani lainnya, sekitar 15 petani juga ikut menjual buah kopi arabika petik merah (cerry) kepada Beny.Â
Green Bean yang berkualitas ini memiliki aroma yang sangat wangi dan rasanya seperti tamarind, sedikit terasa seperti brown sugar dan spicy dan juga memiliki tasting note Caramel Cocoa, Spice Sweetness dengan tingkat keasaman medium.Â
Pasutri ini mulai menawarkannya ke coffee shop yang ada di Sungai Penuh dengan brand Radjea Coffee.
Inovasi terus dilakukan, setelah menghasilkan green bean mulai memikirkan bagaimana menghasilkan bubuk kopi dan minuman kopi. Herlina akhirnya mengikuti pelatihan kewirausahaan dan barista pada tahun 2019 dan memperoleh sertifikat BARISTA yang dikeluarkan oleh LSP KOPI INDONESIA. Â Dan akhirnya Herlina membuka coffee shop dirumah sendiri bernama Radjea Coffee, yang lokasinya berada di Sungai Ning, Kecamatan Sungai Bungkal, Kota Sungai Penuh. Usaha ini bergerak maju untuk ikut mengembangkan kopi Sungai Penuh.
Event-event kopi nasional rajin diikuti seperti Trade Expo Indonesia, Hari Kopi Internasional, Pasar Kopi dan lain-lain dan beberapa kali menang. Tentu saja mengikuti event-event ini sangat bermanfaat dalam  pengembangan usaha, berinovasi dan peningkatan kualitas kopi.Â
Prestasi puncaknya adalah ketika Radjea Coffee mendapat skor tertinggi dan menyisihkan kopi lainnya dari Aceh, Bali, Lampung dan mereka lolos mengikuti event London Coffee Festival September 2021 lalu.
Petani milenial ini, menjadi penggiat komoditas kopi dengan binaan 100 petani kopi. Disamping usaha kebun kopi sendiri dan dengan menampung penjualan cherry kopi dari petani, tentu saja petani kopi sangat terbantu dengan memperoleh harga yang layak dan pendapatan yang lumayan.