Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rawa Bento, Kekayaan yang Tersembunyi

30 Juli 2020   21:59 Diperbarui: 30 Juli 2020   21:48 824
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada minggu lalu, seorang sahabat kami  yang kebetulan bergerak di bidang traveling Bumi Langit Kerinci Organizer,  mengajak saya dan teman-teman untuk berkunjung ke Rawa Bento. Rawa Bento terletak di Desa Jernih Jaya, Kecamatan Gunung Tujuh, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Jarak dari Kota Sungai Penuh menuju Desa Jernih Jaya sekitar 50 km dengan waktu tempuh 1 jam 30 menit. 

Rawa Bento adalah rawa tertinggi di Sumatera yang berada di ketinggian 1.333 mdpl dengan luas 1.000 Ha. Kenapa rawa ini dinamakan Bento ? Karena rawa ini ditumbuhi tumbuhan air yang oleh penduduk setempat disebut  Bento. Konon tempat ini dulunya danau karena mengalami pendangkalan berubah menjadi rawa.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Foto Tommy Rakasiwi/Dokpri
Foto Tommy Rakasiwi/Dokpri

Mungkin ada yang bertanya, apa yang menarik dari sebuah rawa? Khususnya pada Rawa Bento ini, terbentang rumput bento, deretan pepohonan yang boleh dikatakan hutan rawa, dan tentu saja jika cuaca bagus akan terlihat Gunung Kerinci yang gagah berdiri.  Air Rawa Bento  merupakan air tawar yang berasal dari pegunungan. 

Dari kejauhan air Rawa Bento berwarna hitam tapi sesungguhnya airnya sangat jernih dan terdapat jenis ikan lokal Kerinci seperti ikan semah, seluang , pareh, belut dan lain-lain. Tumbuhan eceng gondok menghiasi rawa yang kami lalui. Beberapa penduduk lokal memakai biduk memancing di sekitar Rawa Bento.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Karena daerah rawa ini merupakan lahan basah makanya tanahnya terasa lembut dan berair. Ketika kami makan siang di tempat terbuka di Rawa Bento, walaupun dialasi dengan terpal tetap terasa tanahnya dingin dan lembab. 

Rawa Bento menyimpan jenis-jenis burung diantaranya 13 jenis burung air dan 39 jenis burung lain yang merupakan burung migran, yang hanya bisa dijumpai pada waktu tertentu. Jenis burung Raptor, Raja Udang, Itik Gunung, Berkik dan lain-lain menjadi penghuni Rawa Bento. Di Rawa Bento sering dilakukan kegiatan pengamatan burung atau Birdwatching. 

Yang menarik penulis adalah kerbau warga yang bebas berpadang di Rawa Bento. Menurut penuturan seorang Bapak pengemudi Perahu Boat, diperkirakan ada 200 kerbau milik warga yang di lepas begitu saja di Rawa Bento. Aduh berapa duit ya kalau di jual? Kerbau-kerbau ini begitu tenang hidupnya disini, dengan ketersediaan makanan dan tak lupa teman setianya selalu menemani yaitu Kuntul Kerbau.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Foto Fatmi.Sunarya
Foto Fatmi.Sunarya


Kami sangat menikmati perjalanan memakai perahu motor menyusuri Rawa Bento. Dengan udaranya yang sejuk, disuguhi dengan hijau hamparan rumput Bento, enceng gondok, hutan rawa dan tentu saja kerbau yang bertebaran di Rawa Bento. Hunting foto sangat menarik disini. Penulis sangat excited dengan memotret kerbau-kerbau yang menyiratkan betapa damainya hidup ini. 

Obyek wisata Rawa Bento di Desa Jernih Jaya saat ini dikelola oleh BUMDES Desa Jernih Jaya. Mereka menyediakan Perahu motor untuk pengunjung menyusuri Rawa Bento, selain itu juga memfasilitasi kegiatan Camping, Pengamatan Burung (Bird Watching) dan kegiatan alam lainnya.  Jika ingin berwisata ke Rawa Bento, kita hanya perlu melapor dan membayar biaya perahu motor di Pos Wisata Desa Jernih Jaya. Nanti kita akan diantar menyusuri Rawa Bento oleh pemandu yang disediakan.

Foto Fatmi Sunarya
Foto Fatmi Sunarya

Untuk berwisata alam, kita tetap memperhatikan keselamatan. Pemandu wisata sangat diperlukan, terutama dari penduduk lokal yang sudah memahami medan perjalanan dan tempat tujuan wisata kita. Tetap jaga lingkungan dengan tidak membuang sampah ditempat wisata alam. Sampah-sampah sebaiknya dibawa pulang.  

Foto M.Hasim/Dokpri
Foto M.Hasim/Dokpri

Menikmati setiap perjalanan adalah mengingat bahwa betapa berharganya nikmat yang diberi Tuhan untukmu. Salam Lestari.

FS, 30 Juli 2020

*Tulisan ini persembahan buat Sahabat Bento: Tommy, Monalisa, M. Hasim, Dedi, Nesca, Feri

Spesial buat Mbah Ukik, yang selalu excited akan traveling atau foto hasil.traveling saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun