Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Perempuan Pejalan yang Ditelan Kabut

27 Juli 2020   22:54 Diperbarui: 2 Agustus 2020   20:27 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendaki gunung| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Perempuan pejalan terlihat samar dalam kabut. Dia kembali tersenyum, memanggil untuk ikut. Tidak, aku tak ingin ikut denganmu, tiba-tiba terucap kata putus asa. Perempuan pejalan tak menoleh lagi, berjalan di dalam kabut, ditelan kabut.

Bagaimana denganku? Aku ditemukan pingsan di shelter dua oleh para pendaki lainnya. Bukannya tadi aku ke puncak? Ke mana perempuan yang kusebut "perempuan pejalan"? Aku berkali-kali menyebutkan ciri-cirinya. Namun semua menggeleng, tidak pernah bersua dengan Sang Perempuan Pejalan.

FS, 27 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun