Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Proses Pembuatan Gula Tebu

10 Juni 2020   11:10 Diperbarui: 10 Juni 2020   11:11 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FOTO FATMI SUNARYA
FOTO FATMI SUNARYA

FOTO FATMI SUNARYA
FOTO FATMI SUNARYA

FOTO FATMI SUNARYA
FOTO FATMI SUNARYA

Proses pembuatan gula tebu ini dilakukan dengan organik. Pemasakan gula tebu ini menghasilkan 50-60 Kg gula tebu dan ini bervariasi tergantung berapa sari tebu yang dimasak. Harga jualnya ke pedagang pengumpul sekitar Rp. 12.000 dengan berat 1 Kg. Gulat tebu selain dipasarkan di Pasar Sungai penuh maupun pasar-pasar tradisional di Kabupaten Kerinci, juga di pasarkan keluar daerah. Biasanya gula tebu juga digunakan untuk kebutuhan pembuatan kecap. 

Pembuatan gula tebu dan lahan-lahan tebu selayaknya dapat diteruskan, namun ada beberapa pembuat gula tebu yang sudah mulai sepuh dan tidak dilanjutkan oleh penerusnya. Mungkin pekerjaan pembuatan gula tebu ini agak rumit berbeda dengan berkebun palawija. Kita harapkan tanaman tebu ini dapat terus dikembangkan dan pembuatan gula tebu ini tidak berhenti. Pr0spek secara ekonomi cukup menguntungkan jika dilakukan dengan rutin. Bagaimana rasa gula tebu ini? Manis seperti para pembaca yang membaca tulisan ini. Jika bulan Ramadhan harganya bisa naik, mungkin dibulan Ramadan konsumen banyak mengkonsumsi makanan manis seperti kolak dan lain-lain. 

Demikian, semoga bermanfaat bagi pembaca.

FS, 10 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun