Walaupun kelompok yang beranggotakan perempuan ini mandiri memanen padi, mereka tetap butuh pria yang akan mengangkut padi dari sawah ke rumah sipemiliknya. Dari areal persawahan ke pinggir jalan lalu dibawa memakai motor atau mobil pick up.Â
Saya melihat kelompok ini sangat istimewa, karena pekerjaan memanen padi sangat berat dan biasa dikerjakan pria. Menyabit padi memakai sabit lalu merontokan padi dengan cara membanting-banting. Sebagian petani ada yang sudah memakai mesin perontok padi dan sebagian lagi masih manual memakai tangan.Â
Gotong royong secara berkelompok ini tidak hanya dalam pengerjaan sawah, tapi dalam berkebun juga masih menerapkan pengerjaan kebun dengan gotong royong berkelompok. Ibarat pepatah ringan sama di jinjing, berat sama di pikul. Kita berharap agar "budaya gotong royong" dalam segala bidang tetap diterapkan dalam masyarakat. Mengingat kian hari kita dihadapkan pada budaya individualisme. Gotong royong adalah warisan dari leluhur kita yang mempunyai nilai manfaat yang sangat tinggi.
Perempuan tetaplah perempuan, mempunyai batas kemampuan. Kita berharap perempuan di Indonesia tetap kuat. Saya melambai mengucap selamat tinggal pada kelompok Ibu-ibu ini, dan berujar tetap semangat Ibu-Ibu....Mereka tertawa, jangan lupa dimasukan foto kami ke Facebook ya, ujar mereka sambil tertawa. Emak-emak ternyata tetap mau eksis he he....
FS, 28 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H