Yang menarik gua ini dari gua-gua lainnya adalah adanya sejarah  tentang kehidupan di zaman purbakala. Berdasarkan penelitian oleh Bennet Bronson dan Teguh Asmar pada tahun 1974, Gua Tiangko adalah pemukiman tertua di Jambi. Disini ditemui artefak berupa alat serpih dibawah stratum yang mengandung pecahan gerabah dengan penanggalan diperkirakan antara 10250- 140 BP (BP atau Before Present adalah skala waktu dalam ilmu geologi yang menunjukan kapan suatu peristiwa terjadi di masa lalu).
Kemudian berdasarkan Laporan Sigit Eko Prasetyo, Survey Arkeologis Potensi Gua di Jambi tahun 2014, Gua Tiangko termasuk berpotensi hunian tua pada masa prasejarah. Dalam laporan Sigit Eko Prasetyo dari 17 gua yang terdata, terdapat 6 gua yang berpotensi  hunian yaitu Gua Tiangko Panjang, Gua Ulu Tiangko, Gua Reben, Gua Dalam, Gua Muara Panco 1 dan Ceruk Muara Panco 1. Terdapat bukti artefak seperti alat serpih, gerabah dan artefak tulang. Gua yang merekam jejak zaman prasejarah ini memiliki struktur bawah tanah yang unik dan rumit menyerupai sebuah labirin.
Gua Tiangko yang merupakan Cagar Budaya ini sangat disayangkan tidak ada perawatan dari instansi terkait dalam hal ini dibawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pelestarian Cagar Budaya. Masih ada aksi vandalisme dari pengunjung yang mencoret-coret dinding gua. Sebagai Cagar Budaya yang dilindungi oleh UU No. 11 tahun 2010, yang merusak Cagar Budaya bisa dijatuhi pidana. Sangat diharapkan pihak terkait bisa melestarikan, menjaga jejak pemukiman tertua Jambi ini.
(Sumber)
Sungai Penuh, 13 Januari 2020
@fatmisunarya