Mohon tunggu...
Fath Muhammad
Fath Muhammad Mohon Tunggu... wiraswasta -

semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bom di Bandung:Kriminal Murni atau Aksi Teror?

1 Juli 2011   04:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:02 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamis dini hari kemarin sebuah bom meledak di sebuah ATM di kota Bandung yang rekaman cctv nya ditayangkan oleh beberapa stasiun televisi. Pada tayangan tersebut dapat dilihat ada seseorang menggunakan jaket dan helm membawa bom molotov dan mengguyur ATM dengan cairan yang diduga bensin. Tidak lama kemudian terlihat ledakan dan kemudian mesin ATM menjadi rusak parah. Aksi peledakan bom ini menambah daftar aksi pengeboman di tanah air. Beberapa waktu yang lalu telah terjadi teror bom buku di jakarta dan kemarin aksi pengeboman telah merambah kota bandung.

Pertanyaan yang menarik dari aksi bom ATM ini adalah apakah ini merupakan tindak kriminal murni dengan maksud merusak dan menjebol ATM kemudian mengambil uang di dalamnya atau ini adalah aksi teror yang dilakukan oleh  kelompok teroris ?

Beberapa fakta dapat kita temukan pada peristiwa bom ATM di bandung.

Pertama, aksi pengeboman dilakukan di ATM dimana ATM adalah sebuah mesin yang digunakan untuk transaksi keuangan dan menyimpan uang hingga milyaran rupiah. Saya menduga bahwa pada aksi pengeboman ini terdapat motif ekonomi dimana si pengebom berharap setelah bom meledak maka ATM akan rusak dan jebol sehingga si pengebom dapat menggasak uang dari ATM dengan leluasa. Karena adanya motif ekonomi itulah maka si pengebom memilih sasaran sebuah ATM dan  tidak memilih sasaran lain seperti halte bis atau kantor pos karena pada halte bis dan kantor pos tidak terdapat uang yang bisa dijarah.

Kedua, digunakannya bom molotov untuk meledakkan ATM. Bom molotov adalah sebuah bom yang setiap orang bisa membuatnya. Hal ini menunjukkan bahwa aksi pengeboman tersebut bisa dilakukan oleh orang awam ataupun kelompok teroris. Jika bom yang digunakan adalah berjenis TNT atau jenis bom yang lain maka akan ada kecenderungan bahwa pelakunya adalah kelompok teroris karena orang awam akan kesulitan untuk mendapatkan bom berjenis TNT.

Ketiga, adanya pesan yang ditinggalkan oleh si pengebom. Bunyi pesan tersebut adalah sebagai berikut :

PT JOGJA MANGASA INTERNASIONAL INGIN MENGENYAHKAN 50.000 PETANI KULON PROGO.

PETANI TAKALAR TERANCAM DIRAMPAS LAHANNYA DAN SEMUA INI DILAKUKAN SECARA BRUTAL, TERMASUK PENEMBAKAN, TEROR, PELECEHAN SEKSUAL, SERTA BERBAGAI PENINDASAN, YANG TIDAK PERNAH KITA DENGAR DARI MEDIA MASSA.

TAK HERAN BAHWA PERUSAHAAN-PEMODAL-BIROKRAT INI TIDAK PEDULI APA PUN SELAIN HANYA MENEBALKAN KANTONG MEREKA!

PENYERANGAN KAMI TERHADAP ATM (BANK) MERUPAKAN TARGET PENTING DIKARENAKAN BANK SENANTIASA TERLIBAT DALAM PENDANAAN EKSTRASI SUMBER DAYA ALAM, SERTA PENINDASAN MASYARAKATNYA ATAS NAMA KAPITAL! KAMI TIDAK PERNAH BERNIAT MELUKAI SIAPA PUN, PERUSAKAN TERHADAP BENDA BUKANLAH KEKERASAN! TIADA AMPUN BAGI PENINDAS! TIADA AMPUN BAGI NEGARA DAN KAPITALISME!

NEGARA, INSTITUSI MILITER, POLISI, SERTA PEMODAL ADALAH TERORIS SEBENARNYA!

Jika kita lihat isi pesan tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa si pelaku adalah orang yang berpendidikan karena hanya orang berpendidikan yang dapat memahami permasalahan negeri ini terutama permasalahan yang menimpa rakyat kecil secara integral dimana dia menghujat perusahaan, pemodal, dan birokrat karena merekalah yang dianggap sebagai penindas rakyat kecil dalam hal ini petani kulonprogo dan petani takalar. Dalam mazhab kiri disebutkan bahwa birokrat atau pemerintah adalah sebuah alat yang digunakan oleh kaum pemodal atau pengusaha untuk melakukan penindasan kepada kaum lemah seperti buruh dan petani. Saya yakin bahwa si pengebom juga paham dengan ideologi kiri. Hal ini mengaskan bahwa si pelaku pengeboman adalah dari kalangan berpendidikan.

Kemudian kita melihat bahwa si pelaku melakukan kecaman tehadap bank karena telah mendanai ekstraksi sumber daya alam dan penindasan masyarakat dan juga menyebutkan bahwa negara, institusi militer, polisi, dan pemodal adalah teroris sebenarnya. Dalam hal ini si pelaku berpendapat bahwa telah terjadi penindasan secara sistemik kepada masyarakat yang dilakukan oleh aparat pemerintahan dari berbagai institusi sepeti polisi, militer, birokrat, perbankan, politisi, dll.

Dari berbagai fakta dan analisa di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa aksi pengeboman ATM di bandung adalah sebuah aksi teror dimana pelakunya bisa orang awam berpendidikan yang frustasi dengan keadaan bangsa Indonesia sekarang ini dan bisa juga salah satu kelompok teroris. Aksi pengeboman ini juga mempunyai motif ekonomi.

Saat ini semakin susah untuk menuduh siapakah teroris sebenarnya. Apakah orang yang melakukan aksi pengeboman atau pemerintah yang menjarah tanah rakyat untuk dibangun Mall atau pabrik. Bagaimanapun kekerasan dan perusakan terhadap manusia maupun benda seperti ATM tidak dapat dibenarkan. Jika kemarin dan saat ini pemerintah dan densus 88 sibuk memerangi dan menembak mati para teroris, penulis jadi teringat pepatah lama.....  MALING TERIAK MALING !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun