Mohon tunggu...
Fath Muhammad
Fath Muhammad Mohon Tunggu... wiraswasta -

semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bom di Bandung:Kriminal Murni atau Aksi Teror?

1 Juli 2011   04:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:02 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita lihat isi pesan tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa si pelaku adalah orang yang berpendidikan karena hanya orang berpendidikan yang dapat memahami permasalahan negeri ini terutama permasalahan yang menimpa rakyat kecil secara integral dimana dia menghujat perusahaan, pemodal, dan birokrat karena merekalah yang dianggap sebagai penindas rakyat kecil dalam hal ini petani kulonprogo dan petani takalar. Dalam mazhab kiri disebutkan bahwa birokrat atau pemerintah adalah sebuah alat yang digunakan oleh kaum pemodal atau pengusaha untuk melakukan penindasan kepada kaum lemah seperti buruh dan petani. Saya yakin bahwa si pengebom juga paham dengan ideologi kiri. Hal ini mengaskan bahwa si pelaku pengeboman adalah dari kalangan berpendidikan.

Kemudian kita melihat bahwa si pelaku melakukan kecaman tehadap bank karena telah mendanai ekstraksi sumber daya alam dan penindasan masyarakat dan juga menyebutkan bahwa negara, institusi militer, polisi, dan pemodal adalah teroris sebenarnya. Dalam hal ini si pelaku berpendapat bahwa telah terjadi penindasan secara sistemik kepada masyarakat yang dilakukan oleh aparat pemerintahan dari berbagai institusi sepeti polisi, militer, birokrat, perbankan, politisi, dll.

Dari berbagai fakta dan analisa di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa aksi pengeboman ATM di bandung adalah sebuah aksi teror dimana pelakunya bisa orang awam berpendidikan yang frustasi dengan keadaan bangsa Indonesia sekarang ini dan bisa juga salah satu kelompok teroris. Aksi pengeboman ini juga mempunyai motif ekonomi.

Saat ini semakin susah untuk menuduh siapakah teroris sebenarnya. Apakah orang yang melakukan aksi pengeboman atau pemerintah yang menjarah tanah rakyat untuk dibangun Mall atau pabrik. Bagaimanapun kekerasan dan perusakan terhadap manusia maupun benda seperti ATM tidak dapat dibenarkan. Jika kemarin dan saat ini pemerintah dan densus 88 sibuk memerangi dan menembak mati para teroris, penulis jadi teringat pepatah lama.....  MALING TERIAK MALING !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun