Indonesia adalah bangsa yang  majemuk, ditandai dengan banyaknya  etnis, suku, budaya, bahasa, agama, dan adat istiadat.  Salah satu hal yang sangat penting untuk menjaga harmoni sosial adalah toleransi antar umat beragama, terutama di negara-negara yang memiliki masyarakat yang sangat beragam seperti Indonesia. Toleransi ibarat dua mata uang logam yang tak dapat dipisahkan, bila salah satunya hilang, maka lenyap pula kekuatan yang lainnya. Namun, toleransi perlu memiliki batasan yang jelas agar tidak mengarah pada penyimpangan akidah atau prinsip keagamaan.
Dalam konteks Islam, toleransi dikenal sebagai tasamuh, yakni memberikan kebebasan kepada orang lain untuk menjalankan keyakinannya tanpa mengganggu keyakinan kita sendiri. Allah swt. berfirman dalam surat Al-Kafirun ayat 6 :
"Untukmu agamamu dan untukku agamaku."
 Beberapa alasan pentingnya  pembatasan sikap toleransi yakni sebagai berikut :
1. Menjaga Kemurnian Akidah
Toleransi yang berlebihan, seperti ikut serta dalam ritual agama lain, dapat menimbulkan kerancuan akidah. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang mengharuskan pemeluknya menjaga kesucian keyakinan.
2. Mencegah Konflik Sosial
Salah paham dan perbedaan pendapat di antara komunitas agama dapat disebabkan oleh sikap toleransi yang tidak proporsional, yang pada akhirnya dapat menyebabkan konflik sosial.
3. Menghindari Sinkretisme
Pencampuran antara ajaran agama, atau sinkretisme, dapat mengaburkan identitas keagamaan. Hal ini bertentangan dengan prinsip tauhid Islam, yang menuntut ibadah hanya kepada Allah secara keseluruhan. Sinkretisme, sekali lagi, bukan aspek toleransi, melainkan ancaman bagi kemurnian akidah dan ibadah agama itu sendiri.
4. Menguatkan Identitas Keagamaan
Pembatasan toleransi membantu umat beragama mempertahankan identitas dan kepercayaan mereka saat menghadapi pengaruh dari luar, seperti modernisasi dan globalisasi.
Selain itu, perlu kita ketahui 3 batasan dalam bertoleransi, yakni sebagai berikut :
1. Batasan Toleransi dalam Ibadah
Umat Islam tidak diperbolehkan untuk mengambil bagian dalam ritual ibadah agama lain, terlepas dari alasan toleransi, sebagai mana Firman Allah swt. dalam surat Al-Kafirun ayat 2 "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.." Di mana penghormatan terhadap agama lain tidak berarti mengorbankan prinsip tauhid, ini menjadi batas toleransi yang jelas.
2. Batas Toleransi di Bidang Interaksi Sosial
Allah berfirman dalam Al Quran surat Al-Mumtahanah ayat 8:
 "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."
Merujuk pada ayat tersebut, maka seorang Muslim boleh berinteraksi dengan umat agama lain. Asalkan, interaksi tersebut tidak mengancam jiwa, harga diri, harta, maupun wilayah orang Muslim.
3. Tidak Memaksakan Ajaran Sendiri kepada Orang Lain
Setiap agama pasti memiliki ajaran yang dianut dan diyakini oleh pemeluknya. Bagi agama yang satu, tindakan tertentu dianggap salah dan dilarang untuk dilakukan, tetapi bagi yang lain tidak. salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mewujudkan sikap toleransi dengan sesama pemeluk agama adalah tidak memaksakan ajaran sendiri kepada orang lain.
Toleransi adalah nilai penting dalam masyarakat yang beragam. Namun, toleransi bukanlah sikap tanpa batas. Agar toleransi tidak disalahgunakan, kita harus memahami dan menghargai batasan. Kita dapat mempertahankan keseimbangan dalam keberagaman dan menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis dengan memahami batasan-batasan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H