4. Peluncuran: Sebelum produk benar-benar diluncurkan, dilakukan pengujian menyeluruh untuk memastikan kualitas dan fungsionalitas.
5. Pemeliharaan: Bahkan setelah peluncuran, produk memerlukan dukungan terus-menerus untuk memastikan optimalisasi berdasarkan tanggapan pengguna.
6. Pengakhiran: Ada waktu ketika produk mungkin perlu ditinggalkan atau digantikan, tetapi sebelum itu, pengguna diberi tahu tentang perubahan mendatang.
Ilustrasi Praktis dari Agile Beberapa metode praktis yang mengadopsi prinsip Agile meliputi:
1. Scrum: Pendekatan ini membagi proyek menjadi unit waktu yang disebut sprint, di mana setiap sprint berfokus pada penyelesaian tugas tertentu.
2. Kanban: Mengadopsi pendekatan visual, Kanban menggunakan papan yang menampilkan aliran pekerjaan, memungkinkan tim melacak kemajuan dan mengidentifikasi hambatan.
Scrum: Implementasi Agile dalam Praktik
Scrum adalah salah satu dari banyak kerangka kerja yang digunakan untuk mengimplementasikan metode Agile. Meskipun istilah "Scrum" berasal dari rugby, dalam konteks pengembangan produk, itu merujuk pada pendekatan tim untuk bekerja sama seperti tim rugby. Scrum memecah proyek menjadi siklus yang disebut "sprints", yang biasanya berlangsung dua hingga empat minggu. Setiap sprint dimulai dengan rencana dan diakhiri dengan produk atau fitur yang dapat diserahkan, serta ulasan tentang apa yang telah dicapai dan apa yang bisa ditingkatkan.
Penting untuk dicatat bahwa Scrum bukan tentang mikromanajemen. Sebaliknya, itu memberdayakan tim untuk membuat keputusan. Selama sprint, tim memiliki kebebasan untuk menentukan cara terbaik untuk mencapai tujuannya.
Alat dan Prinsip di Balik Scrum
Dalam praktik Scrum, ada beberapa alat dan prinsip yang membantu proses berjalan lancar: