Penyebaran agama islam di nusantara ini erat kaitannya dengan perdagangan. Pedagang-pedagang dari Gujarat datang berdagang sekaligus melakukan syiar islam. Lalu timbul pertanyaan “bagaimana islam bisa diterima oleh sebagian besar penduduk di nusantara, yang sebelumnya memeluk agama hindu dan budha maupun animisme/dinamisme?”
Proses islamisasi di nusantara melalui proses yang cukup panjang pedagang melakukan penyebaran islam melalui proses jual beli komoditi dagangan. Transportasi yang digunakan oleh para pedagang ini adalah transportasi laut yang ditentukan oleh angin musim. Sehingga pedagang ini harus menetap beberapa lama menunggu musim berganti agar dapat kembali ketempat asalnya.
Di dalam periode waktu yang seperti itu para pedagang melakukan kontak sosial yang lebih intens kepada penduduk asli. Kontak sosial tersebut berupa komunikasi langsung sehari-hari, tempat pengajaran, sampai kepada hubungan perkawinan terhadap gadis lokal. Sehingga islam mulai tersebar di wilayah pesisir dan pelabuhan-pelabuhan internasional di nusantara seperti Barus pada Sumatera Timur.
Mundurnya kerajaan hindu dan budha yang disebabkan oleh sebab-sebab internal menyebabkan pengaruh islam semakin kuat. Para sultan dan raja-raja ditengah kemunduran rajanya untuk menghindari lebih banyak musuh menerima para pedagang-pedagang menjadi duta dan penasihat. Walaupun agama islam tidak menjadi agama resmi kerajaan, namun para penyebar islam ini mendapat lisensi dari raja-raja tersebut untuk berkelana dan menyebarkan agama islam ke pelosok wilayahnya.
Selanjutnya, runtuhnya kerajaan hindu dan budha memunculkan kekuatan politik baru yang didominasi oleh islam kerajaan islam di Pasai Aceh, yang erat hubungannya dengan pelabuhan Barus. Raja kerajaan tesebut dulunya adalah kepala kampung dan menamai dirinya dengan istilah islam. Kedudukan kerajaan-kerajaan islam sangat penting agar menguasai otoritas jalur perdagangan internasional yang ada dinusantara. Menguatnya kekuatan islam secara global yang dimulai dari dinasti Abbasiyah (750-1258 M) dan selanjutnya dinasti Ottoman mempengaruhi pola hubungan kerajaan-kerajaan yang telah berdiri. Perkembangan perdagangan yang awalnya menggunakan sistem barter, diganti dengan sistem uang emas, inilah akibat dari pengaruh islam terhadap perdagangan di nusantara.
Penyebar agama islam yang sangat monumental adalah Walisanga. Para wali ini menyebarkan agama islam dengan metode pendekatan kultural dan budaya. Gamelan, gong, bonang, dan wayang dijadikan saran untuk menyebarkan agama islam. Cerita diperwayangan misalnya masih menggunakan tokoh-tokoh yang erat kaitannya dengan cerita pada masa hindu budha dahulu. Ternyata cara ini cukup ampuh, para ulama tersebut melakukan penyampaian yang persuasif dan tidak memaksa sehingga para penduduk yang dulunya beragama hindu dan budha dengan kerelaan berbondong-bondong masuk kedalam islam.
Berdirinya kerajaan-kerajaan islam di Indonesia semakin memperkuat dominasi islam di nusantara. Islam banyak membawa kemajuan-kemajuan teknologi, bahasa yang berpadu dengan budaya nusantara. Seperti seni bangunan, ukiran-ukiran, kesenian, kalender, dan kesusastraan didalam nusantara. Ini mencerminkan kebudayaan nusantara sangat ramah dan sangat fleksibel didalam menerima kebudayaan asing yang baru masuk.
Dengan majunya perdagangan pada masa itu, bahasa melayu telah menjadi Lingua franca yakni bahasa perhubungan. Tak heran pada masa itu, kita melihat buku agama dan tafsir al-Qur’an dalam bahasa melayu mencerminkan akulturasi tersebut.
Kedatangan bangsa Eropa yang awalnya berdagang mencari komoditas rempah-rempah lama kelamaan menjadi kolonialisme awal, banyak ditentang oleh kerajaan-kerajaan islam yang sudah menguasai nusantara terlebih dahulu. Maka dari itu, pengaruh Kristen kedalam nusantara hanya bisa dilakukan terhdap kerajaan-kerajaan islam yang lemah dan diluar wilayah kerajaan tersebut.
KRISTEN
Agama Kristen (katolik) di bawa oleh bangsa Portugis sedangkan protestan Calvinis dan Lutheran diperkenalkan oleh Belanda. Wilayah-wilayah yang dimasuki pengaruh Kristen misalnya Batak, Nias, Mentawai, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Tanah Toraja, NTT, sebagian Maluku dan Papua. Kita tentu ingat gold glory gospel. Bangsa Eropa datang ke nusantara selain mencari komoditas rempah-rempah namun mereka juga menyebarkan agama Kristen kepada penduduk nusantara. Misionaris-misionaris ini juga melakukan proses akulturasi pada penyebarannya.