Mohon tunggu...
Faruq Abdul Quddus
Faruq Abdul Quddus Mohon Tunggu... Penulis - Direktur Fata Institute

Seorang Content Writer, Praktisi Dakwah Digital, Penggiat Studi Islam, Filsafat dan Bahasa. Suka Nulis, Ngoleksi Buku dan Traveling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Titik Temu Filsafat Stoikisme dengan Konsep Tasawuf dalam Islam

3 Agustus 2023   05:31 Diperbarui: 3 Agustus 2023   05:51 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian pula, tasawuf Islam menekankan bahwa alam semesta adalah manifestasi dari keagungan Tuhan, dan kita harus menghargai dan bersyukur atas semua ciptaan-Nya.

Pada akhirnya, Stoikisme dan tasawuf Islam adalah dua tradisi yang berbeda namun mencari tujuan yang sama, yaitu mencapai kebijaksanaan, ketenangan batin, dan kebahagiaan yang mendalam. Dengan menemukan titik temu antara keduanya, kita dapat memperkaya pemahaman kita tentang kehidupan dan memberikan pandangan yang lebih luas tentang bagaimana mencapai kedamaian dan kesempurnaan dalam hidup ini

Beberapa Quotes Populer Filsafat Stoikisme

"Kebijaksanaan adalah satu-satunya kekayaan yang tidak bisa dicuri dan satu-satunya harta yang tidak bisa hilang." - Seneca

Kutipan ini berasal dari Seneca, seorang filsuf stoik terkenal dari abad pertama Masehi. Ia menekankan bahwa kekayaan sejati adalah kebijaksanaan, bukan harta benda. Kita tidak bisa mengandalkan materi atau harta duniawi untuk merasa bahagia dan puas. Sebaliknya, kebahagiaan sejati datang dari pengetahuan dan pengalaman kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan. Ketika kita mengembangkan kebijaksanaan dalam diri kita, kita memiliki harta yang tak ternilai.

 "Jangan berharap bahwa kejadian akan terjadi sesuai keinginanmu, tetapi ingatlah untuk menginginkan hal yang terjadi." - Epictetus

Epictetus, seorang budak yang menjadi filosof stoik, memberikan pesan yang kuat tentang menerima kenyataan dengan lapang dada. Kita sering kali cenderung mengharapkan bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai dengan keinginan kita. Namun, hidup tidak selalu berjalan seperti yang kita harapkan. 

Pesan dari kutipan ini adalah untuk belajar menerima dan menginginkan apa pun yang terjadi dalam hidup kita. Dengan menerima kenyataan, kita dapat mengurangi penderitaan yang disebabkan oleh harapan dan harapan yang tidak terpenuhi.

"Penderitaan datang bukan dari peristiwa itu sendiri, tetapi dari cara kita memandang peristiwa itu." - Epictetus

Epictetus juga mengajarkan kita tentang pentingnya perspektif dalam menghadapi penderitaan. Penderitaan bukanlah hasil dari peristiwa itu sendiri, tetapi dari cara kita memandang dan merespons peristiwa tersebut. Jika kita mengubah cara kita berpikir tentang penderitaan, kita dapat mengurangi dampaknya pada kehidupan kita. Dalam setiap situasi, kita memiliki kendali atas pikiran dan reaksi kita, dan itulah yang membedakan penderitaan dari satu individu ke individu lainnya.

"Penderitaan adalah latihan bagi jiwa." - Seneca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun