Mohon tunggu...
Faruq Abdul Quddus
Faruq Abdul Quddus Mohon Tunggu... Penulis - Direktur Fata Institute

Seorang Content Writer, Praktisi Dakwah Digital, Penggiat Studi Islam, Filsafat dan Bahasa. Suka Nulis, Ngoleksi Buku dan Traveling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berguru dari Pengalaman Aishah al-Ba'uniyyah: Ulama Sufi Perempuan yang Produktif

13 Juni 2023   07:43 Diperbarui: 13 Juni 2023   07:55 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, Aishah al-Ba'uniyyah menyoroti pentingnya ketulusan hati. Ketulusan hati melibatkan integritas, kasih sayang, empati, dan sikap yang jujur dalam hubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Sikap yang tulus dan belas kasih memancarkan kehangatan dan kebaikan dalam interaksi sehari-hari, serta membantu membangun hubungan yang sehat dan bermakna.

Aishah al-Ba'uniyyah menginspirasi perempuan masa kini untuk melihat nilai diri mereka jauh melampaui penampilan fisik. Mereka didorong untuk mengembangkan kecerdasan, kebijaksanaan, dan ketulusan hati sebagai sumber kemuliaan dan keberhasilan sejati. Dalam menggali potensi internal ini, perempuan dapat mencapai makna yang lebih dalam, menciptakan dampak positif, dan membangun dunia yang lebih baik.

Ajaran Hidup Untuk Perempuan Masa Kini

Ajaran hidup dari Aishah al-Ba'uniyyah memiliki relevansi yang kuat untuk perempuan masa kini. Aishah al-Ba'uniyyah menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam mengejar ilmu agama dan ajaran-ajaran sufisme. 

Ajaran ini mengajarkan kita  tentang pentingnya mencari pengetahuan yang mendalam tentang agama, spiritualitas, dan hal-hal yang memberi makna dalam kehidupan. 

Melalui pendidikan dan eksplorasi intelektual, perempuan dapat memperoleh kemandirian, membentuk pemahaman yang lebih baik tentang dunia, dan memberikan kontribusi yang berarti dalam masyarakat.

Selain itu Aishah al-Ba'uniyyah menekankan pentingnya mencari kesatuan dengan Allah melalui praktik-praktik spiritual, seperti dzikir, meditasi, dan pengendalian diri. 

Ajaran ini mengajarkan kita untuk menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara urusan duniawi dan spiritual. Melalui refleksi diri dan pengabdian kepada Tuhan, perempuan dapat menemukan kedamaian batin, kekuatan dalam menghadapi tantangan, dan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan hidup.

Melalui karya-karyanya, dia menyuarakan pentingnya kesetaraan gender dan peran perempuan dalam spiritualitas dan kehidupan masyarakat. Dalam kesetaraan Gender, Aishah al-Ba'uniyyah adalah contoh perempuan yang mengadvokasi hak-hak perempuan dalam masyarakat Islam pada zamannya.

Ini menunjukkan kita tentang pentingnya memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk hak untuk pendidikan, kebebasan berpendapat, keadilan sosial, dan peran aktif dalam kehidupan agama dan masyarakat. Perempuan diberdayakan untuk mengatasi hambatan sosial dan mencapai potensi penuh mereka tanpa batasan gender yang membatasi.

Meskipun dalam hidupnya Aishah al-Ba'uniyyah menghadapi banyak rintangan, termasuk keterbatasan sosial dan budaya pada zamannya. Namun, dia tidak menyerah dan terus berjuang untuk mengembangkan potensi dan pengetahuannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun