Menulis 40.00 syair sufistik dalam rentang waktu 30 tahun, mejadikan Rumi salah seorang mistikus terbesar yang pernah lahir dimuka bumi. Semuanya tertuang dalam karyanya yang berjudul Diwan-i Syams-i Tabrizi. Karya ini lahir setelah perjumpaan Rumi dengan Gurunya yang bernama Syams Tabrizi. Selain melahirkan karya persembahan untuk Gurunya, Rumi juga menulis 25.000 syair dalam karyanya Matsnawi.Â
Matsnawi disusun karna permintaan Murid kesayangannya, Husam al-Din Khalabi. Sedangkan Diwan dipersembah untuk Gurunya, Syam Tabrizi. Diwan selesai disusun belakangan setelah Matsnawi dua belas atau empat belas tahun menjelang ahir hidup rumi..Selain Matsnawi dan Diwan ada juga Fiihi Mafihi dan Rubaiyat. Begitu produktif Rumi sepanjang hidupnya.
Rumi wafat 800 tahun yang lalu, namun namanya menjadi penyair paling populer di Amerika Serikat saat ini. Padahal Rumi lahir menjadi seorang Muslim tapi mampu memberikan pencerahan dikalangan non muslim sekalipun. Menurut laporan BBC Culture pada tahun 2014, buku puisi Rumi terjual lebih dari Jutaan kopi di AS. Membuatnya menjadi salah satu penyair populer di dunia Barat melampaui penyair kontemporer lainnya.
Yang membaca tulisan rumi bukan hanya penggiat sastra, namun berbagai macam kalangan,mulai dari artis, akademisi sampai anak muda .Salah seorang akademisi agama menyebutkan bahwa sosok rumi mengkombinasikan tiga hal sekaligus. Ia memiliki perenungan intelektual seperti plato.Ia juga mempunya visi spiritual seperti Yesus atau Budha. Dan ia juga mahir dalam menemukan kata-kata indah seperti Shakespeare.
Kombinasi ketiganya membuat rumi sangat relevan bagi dunia saat ini,perenungannya yang mendalam, visi spritualnya yang luas serta keindahan kata-katanya membuatnya sulit dilampaui oleh penyair lainnya.
Bertemu dengan Syam Tabrizi
Rumi lahir pada tanggal 30 september 1207 M di Balkh yang sekarang kita kenal menjadi Afganistan dan wafat pada tanggal 17 Desember 1273. Murid-murid dan para sahabatnya memanggilnya dengan sebutan Maulana (Tuanku) karna kedalaman ilmu yang dimiliki.Â
Selain sebagai seorang sufi rumi juga terkenal sebagai seorang yuridis,teolog dan penyair di era abad ketiga belas karna karya-karyanya yang luar biasa yang mampu memberikan pencerahan bagi siapa saja yang membacanya. Bisa dibilang Rumi adalah salah satu penyair terbaik dalam sejarah.
Pada tahun 1244, Rumi bertemu dengan Syam Tabrizi, seorang Guru Sufi yang mengubah kehidupannya. Rumi begitu mencinta Gurunya sehingga rela meninggalkan murid dan keluarganya,menghasbiskan malam dan siang berasama Syam Tabrizi untuk belajar banyak hal, memahami esensi cinta yang murni dan bagaimana mengekspresikannya untuk mencapai maqom tertinggi yakni mahabbah.
Menurut Riwayat Syams Tabriz, berasal dari daerah tabriz sebuah kota di sebelah barat Iran. Ia terlahir menjadi anak yang istimewa, berbeda dengan teman sebayanya. Sehingga ia memutuskan untuk berkelana mencari teman sejati.Â
Selama berbulan-bulan,Syams mengembara dari satu titik ke tempat yang lainnya sehingga ia berjumpa Rumi yang kala itu berusia 37 tahun. Saat itu Rumi menjumpai Syams mengenakan pakaian yang lusuh yaris seperti gelandangan.