Seperti sebelumnya, setelah mengetahui pendapat dari para ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa, disiplin itu di mana ketika kita telah menepati janji yang kita buat. Penetapan janji tersebut itulah yang disebut sebagai disiplin, bahwa kita telah berjanji dan akan melakukannya sesuai dengan apa yang ditentukan. Apabila kita melanggar janji tersebut, kita tidak hanya menghianati diri kita sendiri, melainkan kita telah menghianati orang lain yang terlibat dalam kedisiplinan itu.
Dalam konteks organisasi, jika ada satu orang yang gagal menjalankan kedisiplinannya, maka kerugian yang akan dialami bukan hanya terjadi pada satu orang itu saja, melainkan seluruh anggota organisasi tersebut akan merasakan kerugian yang diakibatkan oleh pengkhianatan janji tersebut. Sebagai konsep pengendalian diri, disiplin juga menuntut kemampuan untuk selalu memantau perilaku dan tindakan serta bertanggung jawab atas kesalahan dan mengendalikan pelanggaran.
Kenapa diperlukannya Disiplin?
Seperti yang dikatakan oleh Jocko Willink dalam bukunya yang berjudul 'Discipline Equals Freedom: Field Manual' (2017), ia mengatakan bahwa tidak ada yang namanya jalan pintas dalam hidup, semua cerita sukses selalu diawali dengan kerja keras, selalu mengalami pengulangan. Akan hal itu, untuk mencapai tujuan dan melewati semua rintangan, hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya. Harus ada kedisiplinan yang membuat semua hal itu dapat terjadi.
Menurut Willink, disiplin adalah dasar dari segala bentuk kebebasan, dan kebebasan sejati hanya dapat dicapai melalui disiplin yang ketat dalam segala hal, mulai dari diet hingga kehidupan pribadi dan profesional. Buku ini mengajarkan bagaimana melalui perencanaan yang baik, rutinitas sehari-hari, menetapkan prioritas, menghindari godaan dan gangguan serta bertindak cepat dan tegas, menciptakan disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Kedisiplinan bisa hadir karena adanya kebutuhan manusia atas sebuah kekurangan yang dimilikinya. Oleh karena itu disiplin hadir sebagai bentuk mengorganisir kekurangan tersebut. Sehingga sedikit demi sedikit, kekurangan tersebut akan ditutupi oleh kedisiplinan itu sendiri. Jadi, selalu ada rasa kurang di dalam diri manusia, dan akan hal itu terpecutlah jiwa di dalamnya untuk menghadapi kekurangan tersebut, hingga hadirlah rasa kedisiplinan. Sebuah kedisiplinan akan melalui sebuah tahap yang dinamakan pengulangan, yang di mana pengulangan tersebut nantinya akan berubah menjadi habit atau kebiasaan, setelah hal tersebut menjadi kebiasaan, itulah yang dinamakan disiplin sejati, di mana kita sudah tidak merasa terpaksa untuk melakukannya. Karena sejatinya, kedisiplinan yang kuat, adalah kedisiplinan yang datang dari dalam diri kita masing-masing, dan menjadi kekuatan internal setiap individu yang memilikinya.
Disiplin Diri
Kendali akan diri merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan kita sebagai manusia. Kita sebagai makhluk yang kecil dan fana ini tidak akan bisa mengendalikan seluruh elemen yang ada di dunia ini. Namun setidaknya, kita sebagai individu yang memiliki akal dan kemauan, harusnya kita bisa mengendalikan diri kita. Pentingnya kemampuan untuk mengendalikan sesuatu yang kita kehendaki adalah sebuah kekuatan yang sepatutnya setiap individu memilikinya. Akan hal itu, sebuah kendali menjadi suatu keharusan bagi setiap individu guna mencapai tujuan yang diinginkannya. Segala sesuatu yang dilakukan dengan berpikir merupakan sebuah kendali akan diri kita, oleh karenanya apa pun hasil dari perbuatan yang kita lakukan tersebut, jika kita melakukannya dengan berpikir terlebih dahulu, maka kita sudah satu langkah di depan dalam mengendalikan diri kita.
Dalam buku "The Power of Habit" karya Charles Duhigg, dikatakan bahwa membentuk kebiasaan positif adalah kunci untuk mengembangkan disiplin diri yang kuat. Â Dengan membentuk kebiasaan yang baik, seseorang dapat dengan mudah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuannya tanpa harus memaksakan atau menolak keinginan alaminya. Itulah yang dinamakan disiplin diri, di mana sebuah kebiasaan baik yang sudah melekat di dalam diri sehingga semua hal yang dilakukan untuk mencapai tujuannya menjadi lebih mudah untuk diraih. Namun, untuk membentuk kebiasaan yang baik dibutuhkan waktu dan konsistensi dalam melakukannya, dan hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.
Selain itu, disiplin diri membutuhkan kemampuan untuk mengendalikan emosi dan keinginan. Anda harus memiliki pengendalian diri, tidak membiarkan diri Anda tergoda oleh keinginan yang tidak berguna, bahkan merugikan. Hal itu membutuhkan pengambilan keputusan yang kuat dan kemauan untuk tetap berkomitmen untuk menetapkan tujuan. Lagi-lagi lebih mudah dikatakan daripada melakukannya.
Karena Anda tidak bisa mengendalikan orang lain, dan juga Anda tidak bisa membuat orang lain melakukan apa yang Anda inginkan. Satu-satunya orang yang bisa Anda kendalikan adalah diri Anda sendiri. Jadi, fokuslah dalam membuat diri Anda menjadi apa yang Anda inginkan. Willink, J. (2017).
Bagaimana menjadi pribadi yang disiplin?
James Clear menjelaskan di dalam bukunya "Atomic Habits" (2018) mengenai cara menjadi pribadi yang disiplin. Berikut adalah beberapa poin di antaranya.
1. Fokus pada perbaikan yang kecil
Untuk mencapai disiplin, jangan terlalu fokus pada perubahan besar yang ingin Anda lakukan. Alih-alih, fokuslah pada perbaikan kecil yang berkelanjutan, karena perubahan kecil dapat membentuk kebiasaan baik dan meningkatkan disiplin.Â