Mohon tunggu...
Farrel Ariella Hakim
Farrel Ariella Hakim Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

I write Belles-lettres, and read humanity histories.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Thariq Bin Ziyad, yang Memiliki Satu Mata

4 Desember 2023   10:26 Diperbarui: 4 Desember 2023   10:42 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

            Pasukan Islam pun bergerak menyeberangi selat yang kini dikenal dengan Selat Jabal Thariq (Gibraltar) dengan menggunakan perahu-perahu. Di sebuah Kawasan yang luas, Jazirah Al-Khadra’ (Green Island) Thariq dan pasukannya menghadapi pasukan selatan Andalusia yang merupakan pelindung kaum Kristen di Kawasan tersebut. Seperti Nabi Muhammad SAW, pada mulanya Thariq menawarkan mereka untuk masuk Islam, mereka menolak. Maka Thariq berbaik hati menawarkan tawaran kedua, apabila mereka membayar Jizyah, maka damai sudah kaum Kristen dan kaum Muslimin, lagi-lagi mereka menolak dengan ego yang menyelimuti mereka. Tawaran yang terakhir pun Thariq lontarkan,yakni diperangi oleh kaum Muslimin. Dengan angkuhnya, para pelindung kaum Kristen memilih untuk diperangi kaum Muslimin. Mereka telah memandang sebelah mata pasukan yang dipimpin Thariq bin Ziyad.

 

            Dengan gengsi dan angkuh, kaum Kristen memerangi kaum Muslimin, tumpahlah perseteruan antara pasukan Thariq bin Ziyad dan para pelindung Kristen. Dengan bantuan Sang Maha Kuasa, Allah SWT, pasukan Thariq bin Ziyad memenangi pertarungan sengit tersebut. Maka Tedmore, panglima pasukan pelindung itu segera mengirim surat pada Roderic yang saat itu berada di Toledo, ibukota Andalusia. Surat itu berbunyi, “Segera bantu kami wahai Roderic! Kami menghadapi pasukan yang kami tidak tahu, Apakah mereka berasal dari bumi atau langit. Mereka telah menginjakkan kaki di negeri kita ini, dan aku telah berjumpa dengan mereka. Segeralah pimpin pasukanmu untuk menghadapi mereka.”

 

            Para kaum Muslimin yang berada dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad memang mahir saat berperang dan bertempur. Dengan ganasnya mereka akan menebas siapapun musuh Allah yang memerangi agamaNya. Namun mereka menjelma menjadi para ahli ibadah dan shalat pada malam harinya. Tak sedikit dari pasukan Thariq bin Ziyad, yang mengadu dan menangis saat bersimpuh dihadapanNya, karena begitu kuat aqidah Islam yang telah Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair pada mereka semua. Dan memang benar, kaum Muslimin itu memang tantara-tentara Allah SWT.

 

            Tanggal 28 Ramadhan 92 Hijriah, Thariq bin Ziyad yang maju merangsek hendak berhadapan dengan Roderic, menghebohkan Roderic yang saat itu tengah berada di utara, pada mulanya ia sama sekali tidak melakukan persiapan apapun, bahkan dengan angkuhnya Roderic mengangkut ratusan tali yang Roderic visualisasikan untuk mengikat leher para kaum Muslimin yang akan ia jadikan budak. Setelah berbagai pertimbangan, Thariq memilih lembah Barbate (Rio Barbate) sebagai tempat petarungan. Karena lembah Barbate dihadang oleh banyak gunung di sisi belakangnya dan sisi sebelah kanannya, sementara di sebelah kiri terdapat sebuah danau yang dapat memudahkan kaum Muslimin untuk mengontrol pasukan Kristen yang akan menyerang lewat depan mereka saja.

            Thariq bin Ziyad membawa 7.000 pasukannya yang hampir semuanya adalah pasukan infanteri, hanya ratusan pasukan kavaleri. Roderic membawa 100.000 pasukan kavaleri yang derap langkah mereka dengan gagahnya mengguncangkan tanah. Mengetahui fakta tersebut, Thariq bin Ziyad meminta Musa bin Nushair untuk mengirim lagi sejumlah pasukan. Musa bin Nushair mengirimkan pasukan Tharif bin Malik yang berjumlah 5.000. Jumlah pasukan kaum Muslimin pun bertambah menjadi 12.000. Tetap saja, kaum Muslimin kalah jumlah dengan pasukan Roderic. 12.000 melawan 100.000.  Sama saja dengan 1 muslimin melawan 9 orang kafir.

            Namun para pasukan Muslim yang memegang teguh keutamaan syahid memilih untuk merangsek maju.  Itulah yang membedakan antara para kafir dan muslimin. Para kaum Muslimin justru memilih merangsek maju tanpa sebersit rasa takut akan kematian. Kaum Muslimin justru mencari keberkahan surga dari mati Syahid. Namun kaum Kafir, takut maju melawan karena mereka takut akan kematian. Harta rampasan dari sebuah pertempuran hanya dianggap sebagai hadiah bagi para muslimin, karena mengislamkan mereka adalah Tujuan utamanya. Sedangnkan bagi kaum kafir, harta rampasan adalah salah satu tujuan utamanya. Sebab dalam islam tak ada istilah Gold, Gospel dan Glory. Misi utama kaum muslimin adalah berdakwah, menyebarkan agama Allah dan mengislamkan mereka serta memerangi siapa pun yang menolaknya. Dari fakta tersebut, Kaum Muslimin maju merangsek melawan para kafir. 12.000 muslimin berhasil mengalahkan 100.000 orang kafir. Beberapa sumber mengatakan Roderic kabur dari arena pertempuran dan tidak diketahui rimbanya, alhasil namanya tidak tercatat lagi dalam sejarah. Beberapa lagi mengatakan Roderic berhasil tertebas oleh pedangnya kaum muslimin. Wallahu ‘alam bisshawab.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun