Teknologi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang begitu besar dari masa ke masa. Misalnya, pada zaman dahulu, untuk menyebarkan sebuah informasi harus melalui media cetak seperti koran atau majalah. Kemudian kembali mengalami perkembangan dengan adanya televisi dan radio. Saat ini teknologi dan komunikasi semakin berkembang setelah memasuki era digital. Penyebaran informasi melalui media cetak seperti koran dan majalah sudah menurun drastis peminatnya. Dengan teknologi komunikasi modern seperti internet dan media online memudahkan orang-orang untuk mengakses informasi, kapan saja dan dimana saja. Tentunya perkembangan dari teknologi dan komunikasi ini berdampak besar bagi para jurnalis diluar sana. Mereka harus bisa menyeimbangkan bagaimana cara untuk bisa menyebarkan berita dengan cepat, namun juga akurasi dan fakta dari berita itu sendiri. Karena itulah artikel ini akan membahas bagaimana para jurnalis di era digital ini mampu menyeimbangkan antara kecepatan dan akurasi dalam sebuah berita.
Kecepatan Sebagai Kebutuhan di Era Digital
Dalam pandangan media saat ini, indikator keberhasilan dari sebuah media ialah kecepatan dalam menyebarkan informasi. Media yang dapat menyalurkan informasi kepada publik dengan cepat lebih mendapatkan banyak perhatian dan pembaca dari masyarakat. Di era media online saat ini, para pengguna terus-menerus mencari berita terbaru sehingga kecepatan dalam menyampaikan informasi sangatlah penting dalam era digital ini. Contohnya, Ketika terjadi sebuah peristiwa besar seperti bencana alam, konflik, permasalahan politik, masyarakat sangat mengandalkan update yang cepat dari media online.
Namun, banyak media yang melupakan dasar dari jurnalistik yaitu akurasi, hanya demi berlomba-lomba menjadi yang tercepat. Banyak kasus dimana beberapa berita yang tersaji belum teruji akurasinya, apakah berita tersebut sesuai fakta atau tidaknya. Akibatnya, berita yang tersebar hanya cepat saja, namun tidak sesuai fakta alias hoax, sehingga menciptakan kebingungan diantara masyarakat.
Akurasi/Ketepatan Fondasi dari Jurnalistik
Inti dari kredibilitas sebuah berita dalam jurnalistik adalah bagaimana keakuratan dari berita tersebut. Tanpa adanya keakuratan dari berita yang disebarkan, maka banyak media yang akan kehilangan minat pembaca dan kepercayaan dari masyarakat. Di tengah derasnya arus informasi, masyarakat tentunya juga memerlukan media yang dapat dipercaya dengan tingkat akurasi yang tinggi. Proses verifikasi dinilai sebagai kunci dalam mendapatkan informasi yang aktual, namun proses ini memerlukan waktu dan sumber daya.
Namun di era digital yang serba cepat ini, dengan berbagai tekanan untuk menyebarkan berita secara cepat, seringkali membuat proses verifikasi ini terabaikan. Saat ini para jurnalis dan redaksi tengah dihadapkan oleh dilema: apakah mereka harus mengutamakan kecepatan dalam menyebarkan berita dan memiliki resiko penyebaran informasi yang salah/disinformasi, ataukah menunda penyebaran berita untuk memastikan keakuratan informasi, namun kehilangan momentum?
Tantangan Jurnalis di era Digital
Era digital membawa tantangan tersendiri bagi para jurnalis. Dengan mudahnya akses media online, memungkinkan siapa saja untuk bisa menjadi "jurnalis dadakan." Informasi yang disebarkan melalui platform digital seperti X (Twitter), Instagram, dan Tiktok oleh para "jurnalis dadakan" ini seringkali menjadi sumber informasi utama bagi media mainstream. Namun, informasi yang dibuat oleh mereka ini belum tentu teruji keakuratannya, dan para jurnalis harus bisa melakukan upaya berlebih untuk memverifikasi kebeneran dari informasi yang telah disebarkan.
Selain itu, platform digital tersebut memiliki algoritma yang sering kali memberitakan sebuah berita yang mengandung sensasi dan cepat menyebar tanpa mengetahui kebenaran dibalik berita tersebut. Hal ini menjadi tekanan tersendiri bagi media untuk mengikuti algoritma dari beberapa platform digital dan harus mengorbankan kredibilitas berita.
Kondisi ini diperburuk dengan maraknya berita palsu (hoax) yang sering dirancang untuk menggiring opini masyarakat kepada kesesatan dan memanipulasi pikiran masyarakat. Kecepatan penyebaran berita yang sangat tinggi ini membuat berita palsu sangat sulit untuk diatasi, media yang tidak berhati-hati dalam memilah berita akan dengan mudah terjebak dalam penyebaran berita palsu.
Solusi untuk Mengatasi Dilema Antara Kecepatan atau Ketepatan
Untuk mengatasi dilemma yang menghantui jurnalis di era digital ini, para jurnalis harus mengembangkan strategi dan keterampilan yang sesuai dengan lingkungan sekitar. Langkah yang dapat diikuti adalah sebagai berikut:
1. Tingkatkan Manajemen Waktu dan Prioritas
Dengan meningkatkan manajemen waktu dan mengutamakan prioritas, jurnalis dapat bekerja secara efisien pada era digital ini tanpa harus mengorbankan kualitas dan ketepatan dari suatu berita.
2. Memanfaatkan Perkembangan Teknologi
Saat ini teknologi telah berkembang pesat khususnya dalam dunia jurnalis. Contohnya adalah alat verifikasi otomatis atau sistem manajemen konten yang dapat mempercepat proses kerja para jurnalis sehingga tidak mengorbankan kualitas dalam penyampaian berita. Dengan verifikasi fakta yang cepat, membuat jurnalis bisa menyebarkan berita dengan cepat dan tentunya akurasinya terjamin.
3. Tetap Berpegang Pada Prinsip Jurnalistik
Meskipun mendapat tekanan yang besar untuk menyampaikan berita secara cepat, jurnalis harus tetap berkomitmen pada akurasi, objektivitas, dan keseimbangan dalam penyebaran berita.Â
4. Terbuka Kepada Publik
Jika informasi yang akan disebarkan masih dalam tahap verifikasi, jurnalis harus menyampaikan juga kepada public bahwasannya berita yang tersaji masih bersifat awal dan bisa berubah. Selain itu juga jurnalis harus siap mengakui kesalahan jika berbuat salah dan melakukan koreksi.
Kecepatan berita dan keakuratan berita memang menjadi dilema bagi para jurnalis di era digital. Meskipun banyak tekanan dari masyarakat dan berbagai pihak untuk menyampaikan berita secara cepat, media harus tetap berpegang teguh pada prinsip jurnalistik yang dimana selalu mengutamakan kebenaran dalam penyajian berita.
Di masa yang akan datang nanti, media dengan penyajian berita yang bersifat factual dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi akan mendapatkan kepercayaan dari audiens. Dalam mengambil langkah untuk menjaga keseimbangan antara kecepatan dan ketepatan, jurnalisme akan menjadi fondasi penting dalam berdemokrasi serta membangun opini publik yang sehat.
Penulis: Farras Ziyad Muhammad, Mahasiswa semester 5 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H