PENUTUP
Berdasarkan analisis dengan pendekatan Lokasi Quotient (LQ), sektor perikanan di Kecamatan Sungai Tabuk memiliki beberapa komoditas yang berperan sebagai basis ekonomi daerah, seperti ikan Nila, Patin, Mas, dan Bawal. Keempat jenis ikan ini menunjukkan potensi ekspor karena produksinya melebihi kebutuhan konsumsi lokal. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan di kecamatan tersebut memiliki daya saing yang cukup tinggi dan dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian lokal maupun regional.
Sebaliknya, ikan Lele tergolong sebagai komoditas non-basis, yang berarti produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal dan tidak memiliki potensi ekspor yang signifikan. Meskipun demikian, ikan Lele tetap menjadi bagian penting dalam mendukung ketahanan pangan lokal, sehingga upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan produksi komoditas ini tetap diperlukan.
Secara keseluruhan, hasil analisis ini memberikan pandangan yang jelas mengenai komoditas unggulan di sektor perikanan Kecamatan Sungai Tabuk. Rekomendasi kebijakan dapat difokuskan pada penguatan komoditas basis melalui peningkatan investasi, inovasi teknologi, serta akses pasar yang lebih luas. Sementara itu, langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi produksi ikan non-basis, seperti ikan Lele, juga perlu dirumuskan agar sektor perikanan tetap berkelanjutan dan mendukung kesejahteraan masyarakat.
REFERENSI
Â
Bps Kab.Banjar tahun 2017 – 2021
      FAO. (2020). The State of World Fisheries and Aquaculture 2020. Rome: FAO.
Kuncoro, M. (2012). Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
 Isserman, A. M. (1977). The Location Quotient Approach to Estimating Regional Economic Impacts. Journal of the American Institute of Planners.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H