Mohon tunggu...
Farras mufid zaki
Farras mufid zaki Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca, olaharga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Sri Baduga, Menhir, dan Dolmen di Jawa Barat

18 November 2023   10:12 Diperbarui: 18 November 2023   13:34 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menhir adalah batu tunggal dengan ukuran besar dan disusun sehingga membentuk tugu dan diletakan tegak berdiri diatas tanah. Nama menhir diambil dari bahasa ketlik, yakni men (batu) dan hir (panjang) yang berarti batu Panjang. Pembuatan menhir telah dikenal sejak zaman neolitikum (dimulai pada 6000 sebelum masehi). Menhir sendiri memiliki fungsi sebagai monumen yang digunakan untuk tujuan religius seperti ritual atau upacara keagamaan. serta memiliki makna simbolis sebagai sarana peyembuhan arwah nenek moyang. Ciri ciri menhir antara lain yakni bentuknya yang tinggi dan seperti patung dijadikan sebagai tempat pemujaan roh atau arwah nenek moyang yang sudah lama meninggal. Menhir juga ada yang berupa peti mayat atau keranda yang dijadikan sebagai penanda bahwa dizaman itu ada nya kepercayaan.

Menhir dijawa barat, memiliki nilai Sejarah sangat penting karna menunjukan adanya keberadaan budaya megalitikum didaerah jawa barat. Salah satu contohnya adalah menhir d 151. Menhir d 151 ditemukan di desa mulusan, kecamatan paliyan kabupaten gunung kidul, Yogyakarta. Menhir d 151 ditemukan dengan Panjang 189cm dan tinggi kepala 50cm.

Fungsi menhir secara spesifik masih menjadi misteri hingga saat ini, namun ada teori dari para ahli yang mengatakan fungsi menhir ini ialah untuk tanda batas, tempat suci untuk keagamaan & ritual. salah satu detail fungsi menhir yang masih eksis hingga saat ini ialah menhir dijadikan sebagai sarana untuk pemujaan arwah nenek moyang dan digunakaan sebagai tempat seseorang yang telah meninggal serta menampung kedatangan roh. Selain itu menhir juga diyakini sebagai wadah untuk menolak segala bencana dan bahaya yang mengancam penduduk pada zaman itu. Menhir juga tidak jarang digunakan pada berbagai upacara keagamaan maupun ritual.

Dolmen adalah beberapa batu besar yang menopang berdirinya suatu batu horizontal yang lebih besar diatasnya. Kata dolmen berasal dari Bahasa Breton yakni daol yang berarti meja dan men yang berarti batu. Dolmen ditemukan pertama kali kisaran 5000 sebelum masehi. Atau 1000 tahun setelah menhir ditemukan. Dolmen memiliki fungsi untuk kamar kubur atau sebagai tempat keagamaan kuno, contohnya untuk dewi kesuburan atau kesuburan bumi. Dolmen juga memiliki makna simbolis seperti melambangkan pengorbanan, tempat diskusi, kesuburan. Persamaan antara menhir dan dolmen ini ialah struktur megalit Bersama 1 batu lainnya yakni sarkofagus.

Dolmen dijawa barat, memiliki nilai Sejarah yang sangat penting. Sama seperti menhir, adanya dolmen menunjukan terdapat budaya megalitikum dijawa barat. Dolmen yang ditemukan di jawa barat ialah situs batu barak di kabupaten lampung barat.

Fungsi dolmen sebagai ritual pada zaman megalitikum sepertinya tidak terlalu jauh berbeda dengan menhir, dolmen memilki fungsi sebagai tempat untuk meletakan sesajian yang akan dipersembahkan kepada arwah nenek moyang, sebagai tempat untuk meletakan roh, dan menjadi tempat duduk untuk kepala suku agar mendapatkan magis dari leluhurnya. Sama seperti menhir, dolmen juga dijadikan tempat untuk melakukan ritual & upacara keagamaan. Untuk beberapa wilayah dolmen dijadikan sebagai batas desa atau perumahan. Dolmen juga dianggap menjadi symbol kampung dan pusat kegiatan ritual adat. Namun fungsi dolmen yang sebenarnya masih menjadi misteri, tapi di sisi lain dolmen tetap memiliki nilai sejarah yang penting karena dapat digunakan sebagai proyek untuk kajian tentang rekontruksi budaya megalitikum sebelum mengenal agama.

Meskipun menhir & dolmen ini merupakan benda Sejarah yang ada kisaran 5000-6000 sebelum masehi, tapi jika dianalisis nilai budaya nya terdapat relevansi dengan nilai budaya masa kini. Contoh nya saja nilai religius, Dimana pada zaman megalitikum tersebut mereka melakukan pemujaan arwah terhadap nenek moyang mereka yang sudah meninggal, serta menhir & dolmen dijadikan tempat menampung kedatangan roh. Nilai religius ini masih relevan dengan Masyarakat saat ini karna ada hubungan dengan cara Masyarakat dalam memegang teguh nilai nilai keagamaan yang berlaku pada masanya.

 

Menhir & dolmen bisa menjadi medium untuk kita pelajari secara mendalam tentang nilai nilai kebudayaan dimasa lalu serta relevansinya terhadap konteks budaya pada Masyarakat zaman sekarang. Dalam konteks Komunikasi antar budaya penting bagi kita untuk memahami serta toleran akan perbedaan pandangan dan nilai budaya yang beragam serta meneriman secara terbuka terhadap perbedaan. Dengan mempelajari nilai budaya menhir & dolmen pada masa megalitikum, masyrakat dapat memperkaya pengetahuan serta wawasan terkait keberagaman budaya dan Sejarah masa lalu, serta memperkuat toleransi terkait perbedaan budaya. Oleh karna itu penting bagi kita untuk melestarikan serta menjaga menhir & dolmen yang ada di jawa barat sebagai warisan budaya leluhur yang berharga dan menjadi sarana untuk memperdalam ilmu Komunikasi antar budaya.

Refrensi:

banten, B. (2015, april 9). Situs Pasir Manggis, Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Retrieved from kebudayaan.kemdikbud: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbanten/situs-pasir-manggis-taman-nasional-gunung-halimun-salak/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun