Mohon tunggu...
Farraquena ChandraDwirizkalia
Farraquena ChandraDwirizkalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Trisakti
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswi Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Seorang Pemimpin Harus Bisa Mempunyai Emosi yang Stabil

21 Juli 2021   22:59 Diperbarui: 21 Juli 2021   23:05 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menjadi pemimpin bukanlah persoalan yang mudah mungkin orang-orang melihat bahwa menjadi seorang pemimpin itu enak apalagi soal keuangan namun menjadi pemimpin itu harus bisa menjadi penentu keputusan dan panutan karyawannya, karena menjadi seorang pemimpin harus memiliki sifat emosi yang baik. Seorang pemimpin juga selain pintar dalam hal akademis, seorang pemimpin pun harus bisa mengendalikan emosi, mengelola emosi diri sendiri dan memiliki motivasi.

Menjadi seorang pemimpin yang baik pun harus bisa memahami karakter karyawannya. harus bisa mengetahui apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh karyawannya maka mejadi seorang pemimpin harus bisa menjaga emosi. Selain itu seorang pemimpin juga harus tahu apa yang akan dilakukan untuk kedepannya karena dengan itu seorang pemimpin bisa memotivasi dirinya dan pemimpin harus bisa mengetahui apa yang sedang dirasakan.

Seorang pemimpin tidak boleh menjadi uring-uringan atau stres sendiri, karena pemimpin harus mengetahui emosinya dengan cara begitu seorang pemimpin dapat mengelola emosinya, seorang pemimpin harus memiliki keseimbangan yang baik antara IQ dan EQnya karena bila memiliki kepintaran dalam hal akademis namun emosinya mudah terpancing maka itu akan menjadi cuma-cuma.

Jadi seorang pemimpin yang efektif akan menggunakan humor dengan bebas, bahkan pada saat yang menegangkan. Adapun dimensi-dimensi kecerdasan emosi, yaitu :

1. Kesadaran diri

Kesadaran diri memiliki arti yang akan emosi diri, dan juga kekuatan dan keterbatasan diri. Orang yang memiliki kesadaran diri yang kuat adalah orang yang realistis biasanya orang tersebut tidak terlalu mengkritik ataupun penuh harapan terhadap dirinya sendiri. Pemimpin yang akan sadar diri pun dapat mengerti nilai, tujuan dan impiannya. Seorang pemimpin akan tahu arahnya mau kemana.

2. Pengelolaan diri

Memahami emosi diri dan mengetahui dengan pasti apa tujuan diri yaitu dengan adanya dorongan yang terfokus untuk dibutuhkan setiap pemimpin untuk mencapai tujuannya, seorang pemimpin tidak boleh dikendalikan oleh sifat yang empatinya negatif, sepert frustasi dan kemarahan besar . Jadi pengelolaan diri adalah komponen kecerdasan emosi yang membebaskan kita dari jebakan perasaan diri sendiri. Pengelolaan diri sendiri juga memungkinkan untuk transparasi, yang merupakan kebijakan seorang pemimpin tapi juga sebuah kekuatan organisasi transparasi yaitu keterbukaan yang otentik tentang perasaan , keyakinan, dan tindakan seseorang kepada orang lain.

3.  Kesadaran sosial

Kesadaran sosial dalan kata lain yaitu empati. Empati yang akan dimiliki seorang pemimpin penting untuk mengungkapkan pesan dengan cara yang menggerakkan orang lain. Kesadaran sosia terutama empati sangatlah penting untuk menggerakan resonansi yang merupakan tugas utama seorang pemimpin. Dengan mendengarkan perasaan orang lain pada saat itu , seorang pemimpin dapat berkata atau melakukan apa yang tepat, apakah hal itu akan menenangkan ketakukan, meredakan kemarahan atau beragbung dengan kegembiraan.

4. Pengelolaan relasi

Dalam pengelolaan relasi terdapat kepimpinan yang paling kasat mata, karena adanya persuasi, pengelolaan konflik,dan kolaborasi. Pada saat pemimpin mampu untuk mengenali emosinya sendiri dan dengan bantuan empati, menyelaraskan diri dengan orang yang dipimpinnya. Adapun arti dari pengelolaan relasi itu sendiri adalah keramahan yang bertujuan menggerakan orang untuk kearah yang benar, contohnya untuk kesepakatan dalam hal strategi pemasaran atau pun antusiasme terhadap sebuah proyek baru.

Inti dari pengembangan seorang pemimpin dalam mengontrol emosi adalah untuk meningkatkan potensi-potensi didalam diri sendiri,karyawan dan juga perusahaan, karena menjadi seorang pemimpin yang baik harus bisa dan harus bisa mengendalikan emosi agar karyawan juga nyaman terhadap pemimpinnya.

Sumber : https://www.beritasatu.com/ekonomi/202542/psikolog-pemimpin-yang-baik-harus-memiliki-emosi-yang-stabil#:~:text=Dengan%20begitu%2C%20selain%20pintar%20dalam,empati%20dan%20juga%20membina%20hubungan. 

http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/files/2015/12/KEPEMIMPINAN-BERDASARKAN-KECERDASAN-EMOSI.pdf 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun