Harimau Sumatera, sebuah spesies endemik Indonesia yang populasinya semakin menurun. Menurut data, saat ini hanya tersisa sekitar 400-500 ekor harimau Sumatera di alam bebas. Dalam beberapa tahun terakhir, warga Sumatera menghadapi masalah yang cukup sulit terkait dengan keberadaan spesies ini, yaitu seringnya harimau Sumatera masuk ke kampung dan memangsa ternak. Sebaliknya nasib mengenaskan akan dialami Harimau Sumatera bila tertangkap warga.
Salah satu contoh daerah dimana harimau Sumatera masuk ke kampung dan menimbulkan kerugian adalah di Kabupaten Kerinci, Jambi. Beberapa kasus serangan harimau terjadi di daerah ini pada tahun 2020, mengakibatkan kerugian ekonomi dan psikologi bagi warga setempat. Contohnya pada Juli 2020, seekor Harimau Sumatera masuk ke dalam kampung di Desa Lempur, Kecamatan Kayu Aro. Harimau ini menyerang ternak warga dan membunuh beberapa ekor sapi. Akibatnya, warga di daerah tersebut merasa was-was dan takut untuk membiarkan ternak mereka berkeliaran di sekitar kampung
Berkaitan dengan kerugian ekonomi, serangan Harimau Sumatera juga dapat mempengaruhi kapasitas peternakan dan pertanian masyarakat. Warga yang merasa terancam dengan kehadiran harimau di kampung mungkin akan mengambil tindakan untuk mengekang ternak mereka, membiarkan tanaman mereka mati di lahan yang gagal dipanen.
Kehadiran harimau Sumatera di sekitar kampung juga dapat mempengaruhi psikologis warga setempat. Cemas, takut, dan kurangnya rasa aman dapat memberi dampak negatif bagi kesehatan mental masyarakat, terutama bila situasinya berlarut-larut dan mereka merasa terusir dari lingkungan tempat tinggal mereka.
Invasi Harimau Sumatera ke kampung tidak terjadi tanpa sebab. Ada beberapa faktor yang menyebabkan harimau Sumatera masuk ke kampung. Salah satunya adalah hilangnya habitat alami harimau Sumatera akibat penebangan hutan serta ekspansi perkebunan kelapa sawit.Â
Hal ini membuat harimau Sumatera kehilangan tempat tinggal dan mencari makan di daerah sekitar, termasuk di kampung. Selain itu, juga ada sebagian warga yang memasuki habitat harimau Sumatera untuk mencari kayu atau bahan bakar, sehingga mengganggu aktivitas harimau Sumatera dan memicu mereka untuk keluar dari hutan. Informasi terbaru menyebutkan menurunnya populasi babi hutan sebagai makanan utama di habitatnya akibat serangan virus babi dari afrika telah pula memicu Harimau Sumatera ini " turun  Gunung " mencari makanan.
Invasi Harimau ke kampung tentu menjadi masalah yang besar bagi warga setempat. Serangan harimau seringkali menyebabkan kerugian ekonomi dan psikologis bagi mereka. Pemerintah dan masyarakat tentunya membutuhkan solusi yang efektif untuk mengatasi masalah ini.Â
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya menjaga keberadaan harimau Sumatera, dengan cara meningkatkan kesadaran akan pentingnya hutan dan lingkungan. Selain itu, juga bisa dilakukan dengan pemagaran rumah atau pemagaran wilayah untuk mencegah harimau masuk ke kawasan pemukiman.
Namun, tidak cukup hanya dengan solusi tersebut. Diperlukan peran aktif dari pemerintah setempat dalam mencari solusi jangka panjang untuk masalah ini. Salah satu contohnya adalah dengan mengembangkan ecotourism, dimana pariwisata yang ramah lingkungan dapat memberi keuntungan sampingan bagi masyarakat setempat serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga habitat alami harimau sumatera