Banyak Upaya yang dilakukan untuk menggenjot Produktivitas Tanaman Pertanian, mulai dari Revolusi hijau, Rekayasa Genetik, Benih Transgenik Hingga Smart Farming telah dilakoni praktisi pertanian. Didalamnya juga termasuk, Intensifiikasi dengan praktek pemanfaatan benih unggul, penggunaan mekanisasi, Pemanfaatan pestisida untuk pengendalian hama , pupuk kimia dan lain sebagainya. Juga ekstensifikasi dalam bentuk perluasan lahan tanam.
Praktek peningkatan produksi  atau sistim pertanian ini dilakukan semata untuk menggenjot produktivitas Tanaman pertanian karena Pertanian adalah sektor penting dalam menyediakan makanan bagi populasi dunia yang terus berkembang.Â
Namun, beberapa sistem pertanian yang digunakan saat ini menyumbang pada masalah lingkungan, khususnya polusi. Polusi pertanian dapat berdampak negatif pada air, udara, dan tanah, serta menyebabkan gangguan serius bagi kehidupan makhluk hidup. Terkait dengan hal diatas, ada  lima  sistem pertanian yang berkontribusi pada polusi dan dampaknya pada lingkungan, yaitu:
Pertama, Pertanian Konvensional. Pertanian konvensional adalah sistem yang menggunakan pestisida, herbisida, dan pupuk kimia sintetis untuk meningkatkan hasil produksi tanaman. Meskipun sistem ini telah menghasilkan peningkatan produksi yang signifikan, penggunaan pestisida dan herbisida ini menyebabkan masalah polusi lingkungan. Bahan kimia tersebut dapat mencemari air permukaan dan tanah, menyebabkan kerugian keanekaragaman hayati, serta berdampak negatif pada kesehatan manusia melalui paparan residu pestisida pada konvensional.
Kedua, Pertanian Intensif Ternak. Pertanian intensif ternak mencakup peternakan besar yang mengandalkan pakan tambahan dan antibiotik untuk meningkatkan pertumbuhan hewan. Limbah dari peternakan ini, termasuk kotoran dan urine hewan, mengandung banyak nutrisi yang berlebihan seperti nitrogen dan fosfor.Â
Limbah ini sering kali tidak diolah dengan baik dan bisa mencemari sumber air danau serta sungai, menyebabkan "zona mati" yang mengurangi kadar oksigen dan menghambat kehidupan Akuatik.
Ketiga, Penebangan Hutan untuk Pertanian. Penebangan hutan untuk membuka lahan pertanian sering kali menyebabkan kerusakan lingkungan yang serius. Penghilangan hutan yang berfungsi sebagai paru-paru bumi mengurangi kemampuan alam untuk menyerap karbon dioksida, menyebabkan peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim. Selain itu, penebangan hutan juga mengakibatkan erosi tanah yang meningkat, mengurangi kesuburan tanah, dan mengancam keanekaragaman hayati.
Keempat, Sistem Irigasi yang Tidak efisien. Beberapa sistem irigasi yang digunakan dalam pertanian tidak efisien dan menyebabkan pemborosan air yang besar. Irigasi yang buruk dapat menyebabkan akumulasi garam di tanah, mengurangi kualitas dan kesuburan tanah.Â
Selain itu, ketika air irigasi kembali ke sumbernya, seringkali membawa bahan kimia dan nutrisi yang berlebihan yang dapat mencemari sumber air, mengakibatkan alga berlebihan dan menurunkan kualitas air.