Sensor yang dipasang di ladang mengumpulkan data penting seperti kelembaban tanah, suhu udara, kadar nutrisi, dan tingkat keasaman.Â
Data ini kemudian diintegrasikan dengan sistem informasi yang cerdas untuk memberikan petani pemahaman yang lebih baik tentang keadaan tanaman mereka.Â
Dengan informasi ini, petani dapat menyesuaikan pengairan, pemupukan, dan perlakuan lainnya sesuai dengan kebutuhan nyata tanaman, sehingga potensi produksi dapat dioptimalkan.
Kedua, Pemanfaatan Drones dan Satelit.Â
Pemanfaatan drone dan satelit membawa perubahan revolusioner dalam pemantauan pertanian.Â
Drones dengan kamera multispektral dapat mengambil gambar tanaman dari udara, memberikan gambaran yang komprehensif tentang pertumbuhan dan kesehatan tanaman di seluruh lahan pertanian.Â
Data ini dapat dianalisis menggunakan teknologi citra digital dan kecerdasan buatan untuk mendeteksi dini masalah tanaman, seperti penyakit atau serangan hama, sehingga dapat diambil tindakan tepat waktu.Â
Sementara itu, satelit memberikan pemetaan luas lahan pertanian dengan informasi yang lebih luas dan mendalam, membantu petani mengidentifikasi pola dan tren pertanian secara lebih akurat.
Ketiga, Penggunaan Sistem Irigasi Otomatis.Â
Salah satu elemen kunci dari teknologi smart farming adalah sistem irigasi otomatis.Â
Sistem ini menggantikan pendekatan tradisional dengan mempertimbangkan kebutuhan air tanaman berdasarkan data yang dikumpulkan oleh sensor dan perangkat lainnya.Â